REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengaku pemerintah provinsi (pemprov) tidak bisa menurunkan harga cabai di pasaran yang kian melonjak. Kendati demikian, kata Aher, Pemprov mengupayakan solusi jangka panjang dengan melakukan gerakan massal penanaman bibit cabai.
Dengan begitu, dapat membantu pasokan cabai terutama untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga. "Kita atasi dengan gerakan sosial. Gerakan massal penanaman. Kita seimbangkan dengan memanfaatkan lahan yang ada," ujarnya, selasa (10/1).
Politikus PKS ini pun meminta petani memperluas lahan penanamannya. Serta memilih bibit dan cara bertanam yang berkualitas. "Cara kita selain memperluas lahan juga menghindari hama patex cara penghindarannya harus alami. Selain dengan hadirnya panas, yaitu kita menggunakan pupuk organik jadi tahan terhadap patex," ujarnya.
Pemprov, kata dia, tidak memiliki kewenangan menurunkan harga yang ditetapkan penjual. Heryawan menilai kenaikan harga cabai berbeda kondisi dengan beras. Di mana jika harga beras naik masih bisa dilakukan operasi pasar oleh Bulog. "Pemprov nggak bisa operasi pasar. Harga kan kebijakan pembeli dan penjual. Kita nggak punya suplainya nggak bisa pengaruhi harga," kata Gubernur.
Menurut pria yang akrab disapa Aher ini, tidak ada stok cabai yang bisa disuplai oleh pemprov untuk menekan harga. Sehingga karena faktor cuaca yang masih tidak bersahabat membuat harga kian melonjak.