REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono tidak ambil pusing dikaitkan dengan dinasti politik karena ia mengikuti kompetisi dalam kontestasi Pilkada 2017.
"Itu hanya ungkapan orang yang iri saja. Bagi saya, itu tidak beralasan karena saya berkompetisi di sini, bukan diberikan tongkat komando untuk memimpin Jakarta," ujar dia di Jakarta Utara, Senin (9/1).
Putra sulung Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono itu menilai dirinya dikaitkan dengan dinasti politik merupakan ungkapan yang lucu dan merupakan bentuk rasa iri. Ia menyebut dirinya memiliki kapasitas dan karakter sendiri yang digunakan untuk memenangkan hati dan pikiran masyarakat sampai akhir masa kampanye.
Pilkada DKI, disebutnya sebagai kompetisi yang diperjuangkannya untuk memperjuangkan warga Jakarta yang mendukungnya. "Itu yang penting. Saya tidak terganggu dikatakan dinasti politik. Saya kira yang berkomentar itu tidak mengerti apa arti dinasti politik," tutur suami model Annisa Pohan itu.
Pria berusia 38 tahun itu mengusulkan pihak yang menyebutnya mempraktikkan dinasti politik untuk mencari tema lain untuk dibicarakan. "Carilah tema lain untuk dibicarakan, daripada bicara dinasti politik yang tidak dimengerti betul artinya," kata Agus.
Ia memilih untuk membiarkan isu tersebut dan berjanji akan membuktikan kapasitasnya jika terpilih sebagai orang nomor satu di Ibu Kota. Agus Harimurti Yudhoyono bersama Sylviana Murni bersaing dengan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.