REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berkunjung ke rusunawa Jatinegara Barat di Kampung Melayu, Jakarta Timur. Dalam kesempatan tersebut, Anies 'dihadiahi' surat peringatan tunggakan dari seorang warga yang tak mampu membayar sewa selama beberapa bulan terakhir.
"Saya titipkan ini kepada gubernur kita nanti Pak Anies Baswedan. Titipkan untuk diberikan kepada gubernur yang ono (itu) (Ahok)," kata Warji (49 tahun) sembari menyerahkan surat tersebut ke Anies, Rabu (4/1).
Warji merupakan korban gusuran Kampung Pulo yang direlokasi ke rusunawa Jatinegara Barat. Ia mengaku menjalani hidup yang cukup berat sejak pindah ke rusun. Setiap bulan, Warji harus memikirkan membayar sewa. Surat peringatan diterimanya lantaran menunggak biaya sewa selama tujuh bulan terakhir.
Warji mengatakan, beban sewa rusun diakuinya tak ringan untuk ukuran dirinya. Jika sebelumnya tinggal di Kampung Pulo hanya memikirkan makan keluarga dan sekolah anak, kini ia harus memutar otak untuk bayar sewa rusun. Terlebih, pekerjaannya serabutan atau tidak pasti.
Ia berharap ke Anies agar membebaskan biaya-biaya sewa dan menjadikan rusunawa menjadi rusunami atau hak milik jika terpilih menjadi gubernur di Pilkada DKI.
"Kami minta tolong agar kami bisa mewariskan tempat tinggal ke anak kami," ujar pria yang tinggal di Kampung Pulo selama 32 tahun tersebut.
Menerima surat peringatan tunggakan dari Warji, Anies lantas menyanggupi akan melaksanakan permintaan tersebut. "Saya diamanati untuk mengantarkan surat, saya terima. Insya Allah akan saya sampaikan," kata Anies.
Anies menyampaikan, konsep yang diusungnya jika terpilih bukanlah penggusuran, tetapi penataan dan peremajaan kota. Semua rencana penggusuran Pemprov DKI, kata dia, akan dihentikan sementara dan dikaji ulang apabila menjabat nantinya.
"Kita juga merencanakan membuat mekanisme mengubah rusunawa menjadi rusunami," ujarnya.