Selasa 03 Jan 2017 18:35 WIB

Longsor Tutup Jalan di Kuningan

Rep: Lilis Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Jalan longsor (ilusrasi)
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Jalan longsor (ilusrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Tingginya intensitas hujan menyebabkan longsor dan jalan ambles di sejumlah titik di Kabupaten Kuningan. Kondisi itu membuat aktivitas warga menjadi terganggu. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin menyebutkan, longsor di antaranya terjadi di Dusun Bangbayang, Desa Bungurberes, Kecamatan Cilebak, Kabupaten Kuningan. Longsor itu membuat jalan penghubung Kecamatan Cilebak menuju Ciwaru tertutup total. "Jalan tak bisa dilalui, baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat," ujar Agus kepada Republika.co.id, Selasa (3/1).

 

Kondisi itu menyebabkan mobilitas warga menjadi terganggu. Mereka harus memutar jalan dengan jarak yang lebih jauh ke wilayah Kecamatan Subang. Selain itu, lanjut Agus, terganggunya akses mobilitas warga juga terjadi di Kecamatan Maleber. Jalan di daerah tersebut kini hanya bisa dilalui kendaraan roda dua akibat abrasi sungai Cisanggarung.

 

Agus menyatakan, jajarannya sedang berupaya mengatasi dampak dari bencana yang terjadi di berbagai lokasi tersebut. Menurutnya, saat intensitas hujan tinggi, wilayah Kabupaten Kuningan memang rawan mengalami bencana.

 

Tak hanya itu, tingginya intensitas hujan juga membuat jalan ambles di Desa Cilimusari, Kecamatan Cilebak. Di desa tersebut, jalan mengalami amblas sepanjang 15 meter. Selain amblas, jalan juga mengalami retakan hingga sepanjang kurang lebih 50 meter.

 

Dampaknya, ruas jalan tersebut hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Sedangkan kendaraan roda empat, harus memutar melewati daerah Lebakherang, Citikur dan Sumberjaya. "Kegiatan ekonomi warga menjadi terganggu," tutur Sekdes Cilimusari, Sarma.

 

Sementara itu, dari Kabupaten Cirebon dilaporkan, banjir yang menggenang sejak Ahad (1/1) hingga Senin (2/1), kini mulai surut. Warga yang semula mengungsi pun telah kembali ke rumahnya masing-masing. Mereka pun disibukkan dengan aktivitas bersih-bersih rumah yang terendam banjir dan lumpur, Selasa (3/1).

 

Di Kecamatan Gebang, kegiatan bersih-bersih yang dilakukan warga itu mendapat bantuan dari ratusan personil Polres Cirebon bersama Polsek Gebang, Koramil Gebang, Linmas serta relawan organisasi lingkungan, komunitas dan mapala se-Wilayah Cirebon. Mereka membantu membersihkan lingkungan warga dari lumpur, sampah dan material lain yang terbawa banjir.

 

Sementara itu, sejumlah kalangan meminta Pemkab Cirebon untuk serius menangani bencana banjir tahunan yang selalu terjadi di sejumlah wilayah Kabupaten Cirebon. Sampai akhir 2016 lalu, Pemkab Cirebon bahkan tidak memiliki lembaga tersendiri yang mengurusi kebencanaan. "Padahal, sebagian wilayah Kabupaten Cirebon rawan terhadap bencana banjir maupun longsor," kata Deddy.

 

Deddy menyatakan, selama ini pemkab selalu menyalahkan faktor alam seperti hujan dan rob, sebagai penyebab banjir. Padahal, banjir terjadi karena kerusakan daerah tangkapan air, baik di sekitar sungai maupun di daerah aliran sungai.

"Risiko banjir selain yang dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung, bisa dikurangi dengan cara mengarusutamakan pengurangan risiko bencana dalam setiap kebijakan pemkab," kata Deddy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement