Senin 02 Jan 2017 10:28 WIB

Safari Religi Anies Baswedan di Awal Tahun 2017

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Angga Indrawan
Anies Baswedan
Foto: ROL/Wisnu Aji Prasetiyo
Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta Anies baswedan tak hanya mengawali tahun 2017 dengan keliling Jakarta bersama menggunakan motor. Cagub nomor urut tiga itu juga melakukan safari religi yakni berziarah ke makam dan silaturahim dengan habaib.

Usai bermotor dari Kemang ke Kota Tua, Ahad (1/1) pagi, Anies bergegas ke markas FPI di Petamburan menghadiri diskusi dengan tokoh-tokoh nasional. Setelah itu, ia lantas mendatangi Masjid Luar Batang dan berziarah di Makam Al Habib Husein bin Abubakar bin Abdillah Alaidrus di Jakarta Utara.

Usai berziarah, mantan rektor Universitas Paramadina itu menutup safari religinya dengan bersilaturahim ke para habib. Ada tiga habib yang dikunjungi Anies, yakni Habib Ali bin Abdullah Alaidrus, Habib Muchsin bin Alwi Alaidrus, dan Habib Abdullah bin Alwi Alaidrus.

Sebelumnya, pada saat menghadiri diskusi yang digelar FPI di Petamburan, Anies berbicara menjelaskan dan membantah tuduhan yang bernuansa fitnah yang ditujukan pada dirinya. Anies memang kerap dituding Syiah dan tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL). Bahkan ada yang menyebutnya penganut ajaran wahabi.

Anies membantah semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya itu. Ia mengatakan, yang bertanggung jawab untuk membuktikan adalah pihak yang menuduh bukan yang dituduh. Namun, kabar itu terlanjur menyebar dan menjadi fitnah. "Insya Allah saya seorang ahlussunnah wal jamaah dan bukan pengikut syiah ataupun wahabi," kata Anies dalam siaran persnya.

Anies sendiri mengaku tidak mengerti kenapa tuduhan itu muncul. Terkait tuduhan wahabi, Anies malah langsung katakan tak ada satu alasan pun yang bisa dijadikan dasar. "Aneh, masak satu orang difitnah syiah sekaligus wahabi, padahal mereka musuhan," kata dia.

Anies juga menampik dirinya sebagai bagian dari JIL. Dia menceritakan tentang adanya buku 50 Tokoh Islam Liberal dan di buku itu tidak termasuk nama mantan menteri pendidikan dan kebudayaan ini. Namun, Anies kembali menegaskan bahwa yang harusnya membuktikan semua tuduhan tersebut adalah yang menuduh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement