Senin 02 Jan 2017 09:26 WIB

Komisi III Minta Polri Kuatkan Antisipasi Terhadap Ancaman ISIS

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Angga Indrawan
Bambang Soesatyo
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Bambang Soesatyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah, Polri dan TNI serta semua elemen masyarakat dinilai tidak boleh lengah. Kelompok ISIS dan sel-selnya di dalam negeri dinilai masih terus mencari peluang melancarkan serangan.

"Pascaperayaan Natal 2016 dan pergantian tahun menuju 2017, kewaspadaan justru harus ditingkatkan, karena para pentolan ISIS yang mengendalikan sel-sel mereka di Indonesia sangat marah atas rangkaian kegagalan melakukan amaliyah sepanjang Desember 2016," kata Ketua Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo dalam keterangan tertulisnya, Ahad (1/1) malam.

Perayaan pergantian tahun yang meriah dan aman di semua kota besar di Indonesia, pada Sabtu (31/12) tengah malam, menandai kegagalan sel-sel ISIS di Indonesia melancarkan teror sepanjang Desember 2016. Kegagalan sel-sel ISIS di dalam negeri itu, kata dia,  merupakan hasil kerja keras  Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Mabes Polri.

 

Pascakekalahan di Aleppo, Suriah, para pentolan ISIS yang marah, semakin intensif memerintahkan para simpatisannya melakukan serangan. Turki setidaknya tiga kali diguncang oleh serangan ISIS. Paling menghebohkan adalah pembunuhan Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrey Karlov, di Ankara pada Senin (19/12).

 

Pada hari yang sama, pasar Natal di Breitscheidplatz, Berlin, Jerman, juga mendapatkan serangan mematikan. Sebuah truk sengaja ditabrakan ke kerumunan warga, menewaskan 12 orang. Untuk serangan di Ankara dan Berlin itu, ISIS mengaku bertanggung jawab. Tak berhenti sampai di situ, ISIS kemudian melampiaskan kemarahannya kepada pemerintah Turki dengan merilis penyiksaan terhadap dua tentara Turki yang dibakar hidup-hidup pada Kamis (22/12).

 

Bambang mengatakan para pentolan ISIS juga diketahui marah kepada pemerintah Indonesia. Mereka coba melampiaskan kemarahan itu kepada Polri. "Saat ini, kemarahan terhadap Polri itu diyakini telah memuncak karena Densus 88 Anti-Teror secara beruntun berhasil menggagalkan rencana serangan oleh sel-sel ISIS di Indonesia. Sel-sel ISIS itu diperintahkan untuk menyerang sejumlah obyek vital," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement