REPUBLIKA.CO.ID, PAYAKUMBUH— Tuntutan umat Islam dalam aksi-aksi Bela Islam hanyalah penegakan hukum terhadap kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama, alias Ahok.
Wakil Ketua GNPF MUI, Ustaz Zaitun Rasmin mengatakan Peristiwa 212, Aksi Super Damai Bela Islam benar-benar monumental dan disepakati oleh semua pihak termasuk GNPF, menurut Zaitun, ini karena tadbir rabbani.
“Betul-betul karena pertolongan Allah,” kata Zaitun yang juga ketua Umum Wahdah Islamiyah ini dalam acara Tabligh Akbar Aksi Bela Islam di Masjid Baitul Islam, Payakumbuh, Sumatra Barat Ahad (31/12).
Ketua Ikatan Ulama dan Dai se-Asia Tenggara ini memuji semangat perjuangan, pengorbanan, dan persatuan yang diperlihatkan oleh umat Islam dalam aksi-aksi Bela Islam. Terutama Aksi Bela Islam III.
Lebih lanjut Zaitun yang juga Wakil Sekjen MUI ini mengingatkan kehancuran suatu negara tidak akan bisa dihindari bila keadilan tidak lagi ditegakkan.
Zaitun mengutip hadis riwayat Aisyah RA. Dalam hadis tersebut dinyatakan sesunguhnya satu hal yang menyebabkan hancurnya kaum-kaum sebelum kalian adalah jika orang mulia di antara mereka mencuri, mereka biarkan.
Namun jika yang mencuri adalah rakyat biasa, diberikan sanksi. Rasulullah SAW, lanjut Zaitun, menegaskan jika seandainya Fathimah putri Muhammad mencuri, sungguh beliau akan memotong tangannya.
“Hukum tidak boleh tebang pilih. Tajam ke bawah tapi tumpul ke atas,” ujar Zaitun.
Hadir pula dalam rangkaian acara ini beberapa tokoh umat yang lain. Di antaranya Ust Luthfi Hakim, Bendahara GNPF-MUI, Ustaz Fahmi Salim dari MUI Pusat, dan sejumlah tokoh lainnya.