Rabu 28 Dec 2016 14:58 WIB

Jusuf Kalla: Makin Cepat Penanganan Banjir Bima Makin Baik

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Andi Nur Aminah
Warga membawa barang bawaannya melewati jembatan Kodo yang ambruk pascabanjir di Kelurahan Kodo, Kecamatan Rasana'e Timur, Kota Bima, NTB, Minggu (25/12).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Warga membawa barang bawaannya melewati jembatan Kodo yang ambruk pascabanjir di Kelurahan Kodo, Kecamatan Rasana'e Timur, Kota Bima, NTB, Minggu (25/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus melakukan percepatan penanganan dampak banjir di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dalam kunjunganannya ke posko tanggap darurat di Kantor Wali Kota Bima pada Rabu (28/12) menginstruksikan agar penanganan darurat banjir dapat lebih dipercepat.

"Makin cepat makin baik dalam penanganan bencana banjir. Makin lama biaya akan makin besar dan timbul penyakit karena sampah dan lumpur. Juga makin keras endapan lumpurnya dan susah dibersihkan," kata Kalla, sapaan akrabnya.

Dia juga memberikan arahan agar sumur-sumur warga yang kotor segera dikuras dengan pompa air. Percepatan pembersihan sampah yang terbawa banjir dan perbaikan infrastruktur. Untuk itu keterlibatan masyarakat sangat penting.

Pemda dinilai perlu menyiapkan peraturan daerah (pemda) yang isinya bahwa selokan di depan rumah adalah tanggung jawab pemilik rumah dan harus dibersihkan. Pembangunan selokan yang terbuat dari beton perlu dilengkapi tutup yang mudah dibuka untuk pembersihan.

Dia mengatakan ke depannya, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup harus membuat peraturan mengenai pembukaan lahan hutan di Kota Bima. "Apapun yang dilakukan penanganan bencana, bila di hulunya tidak diperbaiki maka setiap tahun akan terus banjir. Langkah-langkah tersebut perlu segera dilaksanakan agar banjir seperti ini tidak terulang lagi," ujar Kalla.

Dalam pertemuan di posko tanggap darurat, Kepala BNPB dan Wali Kota Bima menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah, pemda, relawan, dunia usaha dan masyarakat selama tanggap darurat.

Kalla mengatakan perlu disiapkan program perbaikan jangka pendek, menengah dan panjang agar penanganan bagi masyarakat yang terkena bencana dapat dilakukan dengan baik. Begitu juga ke depan adalah melindunginya agar tidak terulang lagi sehingga penanganan jangka menengah dan panjang saat rehabilitasi dan rekonstruksinya bisa lebih baik dan aman. aerah rawan longsor dapat ditanami pohon bambu karena lebih efisien dan kuat menahan longsor," ujarnya.

Selanjutnya Wakil Presiden melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Lapangan Mabes TNI di Convention Hall, kemudian mengunjungi pos pengungsi di Masjid Sultan Salahudin dan mengunjungi daerah terdampak banjir di sekitarnya. Dia mengapresiasi penanganan bencana yang telah dilakukan oleh BNPB, Pemda NTB dan Bima, Kementerian Sosial, Kementerian PU Pera, Kementerian  Kesehatan, TNI, Polri, Basarnas, kementerian/lembaga lainnya, NGO, relawan dan lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement