REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Sejumlah warga di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dikejutkan oleh kilatan api yang terlihat muncul di sekitar puncak Gunung Slamet dalam beberapa hari terakhir.
"Seumur-umur, baru beberapa hari terakhir ini saya melihat ada kilatan api yang terlihat di puncak Gunung Slamet pada siang hari," kata Driyanto (46), warga Desa Kedungmalang, Kecamatan Sumbang, Banyumas, Senin.
Dia mengaku khawatir kondisi tersebut menunjukkan adanya peningkatan aktivitas atau terjadi kebakaran di puncak Gunung Slamet.
"Apalagi hari ini di grup WA (Whatsapp) beredar gambar hasil perekaman radar dari Cilacap yang menunjukkan adanya warna kuning kemerahan di sekitar Gunung Slamet," katanya.
Sementara salah seorang warga Desa Sidabowa, Kecamatan Patikraja, Banyumas, Parno (55) mengatakan jika terlihat ada kilatan api, biasanya Gunung Slamet mengalami peningkatan aktivitas.
Akan tetapi hingga saat ini, kata dia, belum ada informasi resmi terkait fenomena kilatan api di puncak Gunung Slamet.
"Padahal, kilatan api itu sering terlihat dalam beberapa hari terakhir, baik pada siang hari maupun malam hari," katanya.
Prakirawan cuaca Stasiun Meteorologi Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap, Nurfaijin mengatakan warna merah yang ditunjukkan pada hasil rekaman radar cuaca BMKG Cilacap bukanlah titik api. Menurut dia, warna merah tersebut menunjukkan awan tebal dengan kadar air yang tinggi di sekitar puncak Gunung Slamet.
Terkait kilatan api yang terlihat oleh masyarakat dalam beberapa hari terakhir, dia menduga hal itu akibat adanya awan Cumulonimbus (Cb) yang tumbuh di sekitar puncak Gunung Slamet.
"Awan Cumulonimbus itu berpotensi mengakibatkan adanya kilat atau petir. Jika disertai guntur biasa disebut 'thunderstorm' atau badai guntur," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan data radar, awan jenis Lenticularis (Cumulus) masih ada di dekat puncak Gunung Slamet bagian selatan.
Dengan demikian, potensi terjadinya kilatan api di sekitar puncak Gunung Slamet masih ada.