REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Warga Karang Layung, Desa Cibinong, Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, masih tidak percaya bahwa empat pemancing asal Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung adalah terduga teroris. Pasalnya, mereka datang ke lokasi itu tujuannya untuk memancing.
Oman (56 tahun), pemilik rumah apung yang disewakan ke terduga mengatakan, keempatnya datang ke lokasi sejak Sabtu (24/12), pagi. Awalnya, dua orang datang terlebih dulu. Mereka, meminta izin untuk ikut memancing.
"Dua orang itu, membawa tiga tas ransel," ujar Oman, kepada Republika.co.id, Senin (26/12).
Menurut Oman, pihaknya tidak curiga. Sebab, mereka datang seperti penduduk biasa. Apalagi, mereka membawa perlengkapan memancing. Karenanya, saat kedua orang itu meminta izin untuk menyewa rumah apung, maka diizinkan.
Tak hanya itu, Oman juga sempat memberikan tiga buah kelapa muda. Kelapa itu menjadi perbekalan di rumah apung. Sore harinya, dua teman mereka menyusul.
"Kami tak melihat tanda-tanda kalau mereka teroris. Makanya, saat menyewa rumah apung, mereka diizinkan," ujar Oman.
Keadaan berubah drastis pada Ahad (25/12), siang. Tiba-tiba, rumahnya didatangi petugas berseragam khusus. Mereka, menangkap dua terduga teroris yang sedang mengobrol dengannya.
Setelah kedua orang itu ditangkap dalam kondisi hidup, lanjut Oman, Densus 88 lalu menuju rumah apungnya. Jarak antara rumah pribadi dengan rumah apungnya sekitar 20 menit dengan menggunakan perahu. "Kami tahu-nya mereka teroris, yaitu ada bukti surat 'pengantin' tersebut," ujar Oman.
Sementara itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi membenarkan, bila keempat terduga teroris itu bukan warga Purwakarta. Mereka pendatang, yang pura-puranya ikut memancing di rumah apung. "Dengan adanya kasus ini, kewaspadaan harus ditingkatkan," ujar Dedi.
Pihaknya, dari awal sudah meminta supaya kolam jaring apung (KJA) segera dibersihkan. Sebab, dengan adanya kolam-kolam itu berbagai kemungkinan bisa terjadi. Termasuk, jadi sarang persembunyian teroris. "Bagaimana kalau Bendungan Jatiluhur dibom. Yang repot kita semua," jelasnya.