Sabtu 24 Dec 2016 11:35 WIB

Penumpang di Pelabuhan Tulehu Ambon Membludak

 Ribuan pemudik berdesakan untuk naik ke KM Dobonsolo yang akan berangkat dari Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Maluku.
Foto: Antara/Jimmy Ayal
Ribuan pemudik berdesakan untuk naik ke KM Dobonsolo yang akan berangkat dari Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Maluku.

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Penumpang di Pelabuhan Tulehu, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon pada H - 1 Perayaan Natal membludak. Dampaknya, petugas, baik kesyahbandaraan maupun polisi di pelabuhan tersebut terpantau kewalahan mengatur aktivitas keberangkatan antarpulau.

Pemantauan, Sabtu (24/12), membludaknya penumpang di pelabuhan Tulehu karena dimanfaatkan untuk penyeberangan ke Pulau Haruku, Saparua, Nusalaut dan Pelabuhan Amahai, Pulau Seram, Kabupaten Maluku Tengah.

Petugas kesyahbandaraan intensif memantau kapasitas muat kapal cepat, terutama yang beroperasi ke pelabuhan Amahai maupun Haria, pulau Saparua.

Kesigapan aparat kepelabuhan dan polisi dibutuhkan guna mengantisipasi kelebihan penumpang yang kemungkinan bisa mengancam pelayaran. "Kan kondisi cuaca maupun gelombang sewaktu waktu berubah, makanya perlu diantisipasi sejak dini karena sering bila terjadi musibah laut petugas menjadi sasaran amukan warga," kata salah seorang petugas syahbandar Tulehu, Jhon.

Dia mengemukakan, membludaknya penumang, terutama tujuan pelabuhan Amahai sehingga manajemen PT. Dharma Indah menambah satu kapal cepat untuk pagi hari sehingga dua kapal cepat dioperasikan.

"Masyarakat memilih berangkat ke Pelabuhan Amahai pukul 09.00 WIT atau pukul 11.00 WIT pada beberapa hari terakhir ini. Namun, karena H-1, makanya penumpang di pelabuhan Tulehu membludak," ujar Jhon.

Sebelumnya, Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon, George Mahubessy, mengingat para penyedia maupun pengguna jasa transportasi laut agar memperhatikan prakiraan cuaca yang intensif disosialisasikan.

"Kami intensif menyosialisasikan prakiraan cuaca melalui masing - masing Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di sembilan kabupaten dan dua kota, termasuk para Bupati maupun Wali Kota," ujar George.

Dia mengingatkan, bila terjadi kondisi cuaca ekstrem, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.

Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement