REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) memerlukan bantuan mengingat belum semuanya menerima bantuan sejak banjir pada Rabu (21/12). Baru sebagian bantuan didistribusikan mengingat banjir kembali merendam Kota Bima.
"Kebutuhan mendesak yang diperlukan saat ini adalah makanan siap saji, air mineral, air bersih, pakaian, selimut, tenda, tikar, matras, pelayanan medis dan obat-obatan, dan lainnya," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Dia mengatakan, hingga Jumat sore (23/12) pukul 18.00 WITA, banjir masih merendam beberapa wilayah di Kota Bima. Bahkan di beberapa tempat ketinggian banjir lebih tinggi dari banjir sebelumnya pada Rabu (21/12). Banjir yang paling parah terjadi di Kecamatan Asa Kota dan Kecamatan Rasa Nae Barat dengan tinggi banjir antara 1 hingga 1,5 meter. Listrik masih padam hingga malam hari sehingga kondisi gelap gulita.
Dua jembatan rusak berat diterjang banjir. Jembatan Penato’i yang menghubungkan Raba dan Kota Bima roboh sejak sore hari. Sedangkan jembatan Padolo yang menghubungkan Kabupaten Bima dan Kota Bima rusak berat setelah sebelumnya dipasang police line karena adanya keretakan.
Data sementara dari BPBD Kota Bima dilaporkan terdapat 593 rumah rusak berat, 2.400 rumah rusak sedang, 16.226 rumah rusak ringan. Diperkirakan jumlah rumah rusak akan bertambah mengingat pendataan belum selesai dilakukan. Ditambah dengan adanya banjir susulan. Belum ada laporan korban jiwa meninggal.
Banyak masyarakat yang mengungsi di tempat aman seperti di masjid dan bukit di Penaraga, Rite, Santi, Tambana, Dana Traha, Bukit Jatiwangi, Bukit Kosambo Mande, Soncotengge, Bukit Penatoi, dan Dorolonda. Meskipun sebagian sudah berangsur surut, masyarakat belum berani kembali ke rumah karena khawatir banjir susulan mengingat potensi hujan masih akan terjadi di Bima dan sekitarnya.
Wali Kota Bima telah meminta bantuan kepada BNPB berupa logistik, permakanan, selimut, tenda, makanan siap saji, sandang dan lainnya. BNPB sedang menyiapkan bantuan logistik untuk dikirim ke Bima melalui dua cara yaitu dikirim dengan pesawat terbang dari Jakarta dan mengerahkan bantuan logistik dari Mataram.
Dapur umum sudah didirikan. Tim SAR masih melakukan evakuasi. BNPB, BPBD, TNI, Polri, Tagana, PMI, Basarnas, SKPD, relawan, NGO dan masyarakat terus melakukan penanganan darurat di Kota Bima.