Jumat 23 Dec 2016 23:14 WIB

Ini Pesan Gus Dur Soal Menjaga Kebinekaan

Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Yenny Wahid (kiri) dan mantan Wapres Boediono saat Haul Gus Dur ke-7 di Jakarta, Jumat (23/12). Pada Haul ke-7 Gus Dur ini mengangkat tema Menebar Damai Menuai Rahmat. Republika/ Wihdan Ikrar Ciganjur.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Yenny Wahid (kiri) dan mantan Wapres Boediono saat Haul Gus Dur ke-7 di Jakarta, Jumat (23/12). Pada Haul ke-7 Gus Dur ini mengangkat tema Menebar Damai Menuai Rahmat. Republika/ Wihdan Ikrar Ciganjur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putri sulung Kiai Haji Abdurrahman Wahid, Alissa Qotrunnada Munawaroh (Alissa Wahid), menyampaikan pesan Gus Dur agar Bangsa Indonesia terus menjaga kebinekaan yang merupakan kekayaan bangsa ini.

"Yang sama jangan dibeda-bedakan, yang beda jangan disama-samakan," kata Alissa saat mewakili keluarga menyampaikan sambutan pada Haul Ke-7 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat malam.

Acara bertajuk "Ngaji Gus Dur: Menebar Damai Menuai Rahmat" itu dihadiri Presiden RI Joko Widodo, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.

Untuk dapat menghargai perbedaan, lanjut Alissa, yang harus dilihat adalah manusianya sebagai sesama ciptaan Tuhan yang di dalam terminologi agama disebut sebagai persaudaraan antarmanusia (ukhuwah basyariyah).

Hal yang paling penting menurut Gus Dur, kata Alissa, perdamaian bukanlah sesuatu yang pasif, melainkan aktif dan dinamis. Untuk itu, lanjutnya, syarat utama perdamaian adalah adanya keadilan. "Kata Gus Dur perdamaian tanpa keadilan adalah omong kosong," kata Alissa dalam acara yang dihadiri ribuan orang itu.

Pada kesempatan itu juga dilakukan pembacaan ikrar damai umat beragama Indonesia yang dibacakan oleh pemuka agama Islam, Katolik, Kristen, Buddha, Konghucu, dan aliran kepercayaan.

Salah satu isi ikrar itu adalah meminta ketegasan pemerintah untuk menindak kelompok yang melakukan tindakan yang mengancam kebinekaan. Tampil juga Charles, bocah berusia 8 tahun membacakan puisi karyanya berjudul "Untukmu Gus Dur".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement