REPUBLIKA.CO.ID, MUKOMUKO -- Bupati Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengimbau para santri dari Pondok Pesantren (Ponpes) Darunnajjah Jakarta tidak mandi di sungai yang dihuni buaya. Para santri sedang menjalankan Praktek Pengabdian masyarakat di daerah itu.
"Mandi di sungai itu risiko besar. Selain rawan hanyut, sungai di daerah ini dihuni buaya," kata Bupati Mukomuko Choirul Huda di Mukomuko, Jumat (23/12).
Ia mengatakan hal itu saat menerima kedatangan sebanyak 321 Santri dari Ponpes Darunnajah Jakarta yang ingin melakukan praktek pengabdian masyarakat selama dua pekan di sejumlah kecamatan di daerah itu. Ia menyarankan, sebaiknya para santri ini mandi di kamar mandi. Selain tertutup, tidak ada risiko menjadi mangsa buaya.
"Jangan mau mengambil risiko mandi di sungai. Karena kelihatannya saja dangkal, tetapi kenyataannya dalam," ujarnya.
Ia berharap, peristiwa seorang siswa madrasah di daerah itu yang hanyut terseret arus sungai di daerah itu tidak terulang lagi. Lebih lanjut, bupati menyambut baik kedatangan santri yang melakukan praktek pengabdian masyarakat. Praktek ini menjadi kesempatan santri mempelajari dan meningkatkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain.
Menurutnya, kesuksesan itu tidak cukup hanya memiliki nilai akademik yang bagus, tetapi juga harus bagus komunikasi dan mampu berinteraksi dengan orang lain. "Saya titip santri ini kepada camat dan kades agar mereka dapat menjalankan praktek dengan lancar," ujarnya.