REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa lembaga survei merilis hasil survei yang dilakukannya bulan ini terkait tingkat keterpilihan atau elektabilitas kontestan Pilkada DKI 2017. Hampir semua lembaga survei menempatkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di posisi buncit.
Cagub nomor urut tiga Anies Baswedan mengaku heran dan merasa ada keanehan dengan beberapa hasil survei tersebut. Bahkan, kata dia, ada survei yang menempatkannya di posisi akhir dengan tingkat keterpilihan yang menurun drastis. Dengan kata lain, suara Anies-Sandi hilang dalam waktu singkat.
"Saya juga heran kenapa (suara) hilang, kalau untuk hilang itu ya diperlukan sebuah peristiwa besar. Kalau tidak ada peristiwa dan hilang, saya tidak tahu hilangnya di mana," kata dia di sela-sela kampanye di Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (21/12).
Anies mengatakan, dirinya tak akan terlalu fokus dengan hasil survei eksternal yang dirilis beberapa lembaga survei. Dia lebih percaya survei internal yang dilakukan timnya daripada lembaga survei lain. Anies mengaku ada perbedaan signifikan. Ia menilai, hal itu lantaran pengambilan jumlah sampel yang berbeda.
"Kita yang sampelnya sampai 3.000, jadi jauh lebih akurat dari yang ratusan," katanya.
Mantan menteri pendidikan ini menambahkan, bersama cawagub Sandiaga Uno, ia akan terus kampanye dengan langsung menyapa warga. Ia akan fokus untuk menerapkan strategi pemenangan yang telah mereka tetapkan. "Kami menjalankan dengan benar dan kami akan terus menjalankan karena itu tidak ada yang harus kami koreksi. Ini kan pembentukan opini, survai survei apa sih yang penting tanggal 15 Februari," ujar dia.