Rabu 21 Dec 2016 16:15 WIB

Perpustakaan Harus Jadi Pusat Kegiatan Masyarakat

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
 Sejumlah anak-anak membaca buku di perpustakaan keliling sahabat anak di Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta, Senin (28/11).
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah anak-anak membaca buku di perpustakaan keliling sahabat anak di Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta, Senin (28/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (Bapusipda) Provinsi Jawa Barat mendorong kepada seluruh masyarakat agar menjadikan perpustakaan sebagai pusat kegiatan masyarakat. Dimana, perpustakaan bisa menjadi wadah berkreasi dan serta sarana yang bisa dimanfaatkan.

"Perpustakaan jangan hanya jadi deretan buku saja tapi harus menjadi pusat kegiatan masyarakat. Tempat berkreasi dan memanfaatkan perpustakaan," ujar Kepala Bapusipda Jawa Barat, Nenny Kencanawati kepada wartawan, Rabu (21/12).

Menurutnya, keberadaan perpustakaan harus bisa mendorong agar minat masyarakat membaca lebih tinggi termasuk di Kabupaten Bandung. Oleh karena itu, keberadaan gerakan minat baca diharapkan bisa meningkatkan minat membaca.

Ia menuturkan, berdasarkan penelitian dari sebuah instansi di Amerika yang memberikan peringkat minat baca dari 61 negara, Indonesia berada di urutan ke 60. Gerakan minat baca yang dilakukan kepada pelajar diharapkan bisa meningkatkan minat membaca.

Dia menambahkan keberadaan teknologi informasi saat ini yang masif bisa berdampak negatif bagi anak-anak. Apabila tidak ada pengawasan dari orang tua.

Bunda Literasi Jabar, Netty Prasetiyani mengatakan anak-anak yang akan menjadi pemimpin ke depan harus memiliki pengetahuan yang bertambah. Oleh karena itu, ia menuturkan, gerakan minat baca yang tengah dilakukan diharapkan bisa membangun minat baca para pelajar.

Mengingat saat ini secara makro, indeks membaca di Indonesia masih rendah dimana dari seribu orang hanya satu orang yang membaca.

Dia menambahkan ketika para pelajar memiliki keunggulan dalam segi membaca maka bisa memenangi dalam persaingan dan kompetisi. Gerakan minat baca yang tengah dilakukan terus berlangsung sejak 2010. "Kita berharap murid yang mengikuti kegiatan ini bisa menceritakan kembali kepada yang lain," ungkapnya.

Netty mengatakan pihaknya juga terus berusaha menyediakan buku dengan memberikan bantuan paket buku. Termasuk menginisiasi program infak buku dari berbagai kalangan termasuk perbankan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement