Rabu 21 Dec 2016 07:36 WIB

Sepanjang 2016, 5 Pesawat TNI Alami Kecelakaan

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Prajurit TNI, Polri dan warga mengevakuasi puing pesawat Hercules yang jatuh di kawasan Gunung Lisuwa, Kampung Maima, Distrik Minimo, Kabupaten Jayawijaya, Minggu (18/12).
Foto: Antara/Anyong
Prajurit TNI, Polri dan warga mengevakuasi puing pesawat Hercules yang jatuh di kawasan Gunung Lisuwa, Kampung Maima, Distrik Minimo, Kabupaten Jayawijaya, Minggu (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR Sukamta berharap insiden kecelakaan pesawat TNI tidak terulang kembali. Dalam catatannya, selama 2016 telah terjadi setidaknya lima kali kecelakaan pesawat milik TNI. Selain itu, sejak 2000 telah terjadi lima kali kecelakaan yang menimpa pesawat Hercules berjenis C 130.

“Ini tentu harus jadi perhatian serius dari Pak Menhan dan juga jajaran TNI,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (21/12).

Dia sudah berulang kali menyampaikan perlu adanya evaluasi secara menyeluruh terhadap sistem penerbangan TNI. Audit terhadap kelayakan pesawat TNI perlu dilakukan mengingat banyak pesawat TNI yang usianya lebih dari 30 tahun. 

Sebelumnya, Kepala Staf TNI AU mengatakan bahwa pesawat Hercules milik TNI AU jenis C 130 A-1344 yang jatuh di Wamena pada 18 Desember lalu masih layak terbang. Namun menurut Sukamta, tetap perlu adanya audit kondisi pesawat TNI untuk memastikan kondisi pesawat yang masih ada. Hal ini mengingat info yang pernah dia dapat bahwa karena keterbatasan peralatan akibat embargo, tidak jarang perbaikan pesawat TNI dilakukan dengan cara kanibal.

Oleh karena itu, Sukamta mendorong adanya keterlibatan dari Komisi Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) untuk melakukan analisa penyebab kecelakaan. Sukamta memahami tidak ada kewajiban untuk mengumumkan secara detail penyebab kecelakaan militer karena ini menyangkut rahasia negara. 

Namun demikian, dia berharap hasil investigasi bisa menjadi alat evaluasi. Seluruh data kecelakaan yang selama ini terjadi bisa untuk alat ukur apakah terjadi karena faktor pesawat atau karena faktor lain seperti faktor manusia, cuaca, misi dan manajemen. Dengan begitu, dia berharap ada perbaikan dari sisi sumber daya manusia dan manajemen penerbangan pesawat TNI. 

Setidaknya, kata dia, bisa dengan mengacu pola penerbangan sipil yang sejauh ini dapat berjalan baik dan sangat minim terjadi kecelakaan. “Saya berharap, tidak ada lagi kecelakaan pesawat TNI di waktu yang akan datang,” kata Wakil Ketua bidang polhukam DPP PKS ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement