Mengapa Ahok kuat di putaran pertama, tapi kalah telak di putaran kedua, baik Lawan Agus atau Anies? LSI Denny JA mencatat lima alasan.
Pertama, di putaran kedua, mayoritas pendukung Anies memilih Agus jika Anies gagal di putaran pertama. Sebaliknya mayoritas pendukung Agus memilih Anies jika Agus gagal di putaran pertama.
Pemilih Agus dan Anies relatif dari segmen yang sama. Mereka terpecah di putaran pertama. Namun mereka bersatu kembali di putaran kedua jika melawan pasangan
Ahok.
Jika Agus vs Ahok di putaran kedua, dari 100 persen pemilih Anies yang akan pindah ke Agus sebanyak 58,9 persen. Mereka hanya pindah ke Ahok sebanyak 9,5 persen. Jika Anies vs Ahok di putaran kedua, dari 100 pesen pemilih Agus yang akan pindah ke Anies sebanyak 62,2 persen. Mereka hanya pindah ke Ahok sebanyak 10,4 persen.
Kedua, kantong pemilih yang besar lebih banyak pindah ke Agus atau ke Anies Jika di putaran kedua melawan Ahok. Yaitu: Pemilih Muslim (85 persen populasi), Pendidikan SMA ke bawah (80 persen populasi), Etnis Betawi dan Jawa (70 persen populasi), Gender (Laki 50 persen, Perempuan 50 persen), Penghasilan 3,5 juta sebulan ke bawah (65 persen populasi).
Misalnya, pemilih Muslim (85 persen total populasi) untuk Agus bertambah 13,90 persen. Di putaran kedua. Sementara untuk Ahok hanya bertambah 3,4 persen.
Pemilih pendidikan SMA ke bawah (80% populasi) bertambah 14,20 persen ke Agus, hanya bertambah 2,70 persen ke Ahok di putaran kedua. Pemilih laki-laki (50 populasi) dan perempuan (50% populasi ) bertambah 11,50 persen dan 13,60 persen ke Agus, hanya bertambah 2 persen dan 1,90 persen ke Ahok di putaran kedua.