Selasa 20 Dec 2016 12:09 WIB

Diduga Melakukan Sweeping Resto, Tokoh Ormas Solo Diciduk Polisi

Rep: Andrian Saputra/ Red: Teguh Firmansyah
Garis Polisi (ilustrasi)
Foto: Antara/Jafkhairi
Garis Polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kepolisian Daerah Jawa Tengah menangkap sejumlah tokoh organisasi kemasyarakatan di Solo yang diduga melakukan aksi sweeping disertai kekerasan di sebuah resto. Peristiwa sweeping disertai kekerasan tersebut terjadi pada Ahad (18/12) dini hari di Social Kitchen Solo.

Kapolresta Kota Solo Ahmad Lutfi membenarkan penangkapan terhadap lima orang yang diduga menjadi aktor di balik sweeping disertai kekerasan tersebut. “Ya benar, mereka ditangkap tadi malam hingga dini hari  tadi, terkait kekerasan itu tapi semua ditangani oleh Polda,”  ujar Ahmad Lutfi pada Selasa (20/12) siang.

Empat orang yang ditangkap merupakan tokoh dari Laskar Umat Islam Surakarta yakni EL, ES, YS, SA dan seorang pengacara berinisial JA. Sweeping itu membuat sejumlah pengunjung mengalami tindak kekerasan. Selain itu sejumlah barang di resto tersebut mengalami kerusakan.

Lebih lanjut Lutfi mengungkapkan, Polisi mengamankan barang bukti berupa satu unit mini bus, rekaman CCTV, lima buah handphone dan jaket yang digunakan saat sweeping dilakukan.

Sementara itu, humas LUIS Endro Sudarsono mengakui adanya kejadian tersebut. Hanya saja, pihaknya membantah melakukan sweeping dan melakukan kekerasan.

Endro mengatakan, pada Ahad (18/12) dini hari, dia beserta 8 anggota ormas mengunjungi resto tersebut untuk meminta pertanggungjawaban atas komitmen manajemen Social Kitchen tidak menjual minuman keras serta mengadakan acara tarian striptis.

Hal ini dilakukan setelah pada beberapa bulan sebelumnya, resto tersebut kedapatan menjual dan mengadakan acara tarian striptis. Kata Endro, pihaknya berupaya untuk melakukan audensi lanjutan.

“Ketika kami di sana, tiba-tiba ada puluhan orang tidak dikenal mengenakan jubah dan helm tiba-tiba masuk ke resto dan melakukan perusakan dan pemukulan. Kami keluar, dan tidak tahu siapa mereka karena mukanya tertutup,” ujar Endro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement