REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Bernardus Wisnu, mengatakan, pihaknya sedang membantu percepatan pembangunan sekolah sementara untuk siswa korban gempa Aceh. BNPB memastikan sekolah sementara sudah dapat digunakan saat siswa memulain semester baru pada Januari mendatang.
"Kami bersama Dinas Pendidikan dan Dinas Pekerjaan Umum sedang menyelesaikan persiapan pembangunan sekolah sementara. Material untuk membangun sekolah sementara sudah dicetak dan akan segera dipasang," ujar Wisnu ketika dihubungi Republika, Senin (19/12).
Pembangunan sekolah sementara ini akan dilaksanakan secara cepat sebelum semester baru dimulai pada 2 Januari 2017 mendatang. Pihaknya memastikan kegiatan belajar mengajar pada semester baru nantinya sudah dapat dilakukan di sekolah darurat.
Sementara itu, sebelum sekolah sementara berdiri, ada sejumlah sekolah darurat yang didirikan baik oleh BNPB maupun Dinas Pendidikan setempat. Sekolah darurat ini didirikan dalam bentuk tenda. "Yang penting anak-anak dapat terus belajar sementara sekolah mereka dibangun kembali. Pembangunan kembali sekolah yang runtuh menjadi sekolah permanen diperkirakan memakan waktu enam bulan terhitung dari awal 2017," lanjut Wisnu.
Dengan begitu, gedung sekolah baru hasil rekonstruksi dapat kembali digunakan sekitar pertengahan 2017. Selain membangun gedung baru, pemerintah pun berencana melakukanj kaji ulang terhadap sekolah-sekolah yang mengalami rusak sedang dan rusak ringan.
Jika masih memungkinkan, sekolah-sekolah tersebut tetap akan diperbaiki. Namun, kata Wisnu, sekolah akan diruntuhkan dan dibangun kembali jika hasil kaji ulang menunjukkan konstruksi banguna sekolah tidak memadai. "Sebab ketika satu daerah pernah terkena gempa, akan ada kemungkinan gempa yang kekuatannya sama di daerah itu. Karenanya, kualitas bangunan harus baik agar tahan gempa," tambah Wisnu.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Posko Utama Darurat Penanganan Gempa Aceh, pada Ahad (18/12), tercatat 91.267 pengungsi yang berada di Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Pidie dan Kabupaten Bireuen. Dinas Pendidikan setempat telah mendirikan 61 tenda sekolah darurat di ketiga kabupaten.