REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara menyatakan pemerintah akan mengalokasikan kanal frekuensi radio khusus untuk keperluan pertahanan dan pendidikan. Karena memang untuk saat ini tak ada kanal frekuensi yang kosong. Maka dari itu untuk mendapatkan kanal frekuensi baru, pihaknya akan melakukan pembenahan frekuensi radio di Indonesia. Namun perbaikan juga akan memiliki dampak pembenahan tersebut, contohnya adalah berubahnya nomor frekuensi.
"Di antaranya itu akan melebarkan pita siaran radio FM. Sehingga juga diharapkan akan ada sisa atau tambahan kanal. Mungkin satu atau dua," jelas Rusdiantara, saat mengikuti diskusi di Warung Daun, di Cikini, Jakarta, Sabtu (17/12).
Rudiantara mengaku pihak militer pernah meminta langsung kepadanya agar menyediakan frekuensi. Namun, dia sangat terpaksa menolaknya lantaran tidak ada frekuensi yang kosong. Rudiantara kemudian menjanjikan akan memprioritaskan militer dan pendidikan bila ada frekuensi yang kosong.
"Saya bilang, tidak ada, Pak. Sudah habis total," tambahnya
Menurut Rudiantara, hal ini bentuk perhatian pemerintah pada frekuensi sebagai sumber daya terbatas yang harus dimanfaatkan pada ranah nonkomersial. Pembenahan frekuensi sendiri, kata dia, untuk mengoptimalkan kualitas dan jangkauannya. Selain itu, pemerintah akan memprioritaskan penggunaan digital dividend pada spektrum frekuensi televisi dan radio untuk sosialisasi peringatan kebencanaan.
"Kita ini kan negara ring of fire, banyak gunung berapi," kata Rudiantara.