Sabtu 17 Dec 2016 18:34 WIB

Menteri Susi: Jangan Buang Sampah Plastik ke Laut

Red: Ilham
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan laut dan perairan. Dia meminta sampah plastik tidak dibuang ke laut karena akan berdampak merusak ekosistem.

"Saya mohon laut di Maluku yang bersih dan jernih ini dapat dijaga dan dipelihara. Jangan membuang sampah ke laut, terutama sampah plastik karena dampaknya merusak ekosistem dan mematikan biota laut," kata Menteri Susi di Ambon, Sabtu (17/12).

Menteri Susi yang berkunjung ke Ambon sejak Kamis (15/12), menegaskan, berdasarkan data, ada sebanyak 1,7 juta ton sampah plastik yang dibuang masyarakat Indoensia ke laut selama setahun. Fakta ini membuat Indonesia ditetapkan sebagai negera penyumbang sampah plastik terbanyak kedua di dunia setelah Cina.

"Karena itu saya berharap masyarakat sadar untuk tidak membuang sampah plastik ke laut. Selain karena membutuhkan waktu ratusan bahkan ribuan tahun untuk mengurai sampak plastik, keberadaannya juga menyebabkan matinya terumbu karang," ujarnya.

Dia menegaskan, laut Maluku yang kaya berbagai jenis ikan dan biota laut bernilai ekonomis di pasaran dunia. Nialai itu perlu dijaga dan dilestarikan. Menteri Susi juga mengimbau hal yang sama pada warga Negeri Mamala dan Morela, Kecamatan Leihitu, Pulau Ambon, Maluku Tengah.

"Mungkin warga tidak secara langsung membuang sampah plastik ke laut, tetapi kalau dibuang ke selokan atau sungai, ya sama saja karena jika turun hujan akan terbawa dan mencemari laut," ujarnya.

Dia meminta, Raja kedua negeri untuk membuat peraturan untuk membangkitkan kesadaran warga agar tidak membuang sampah ke laut maupun selokan dan sungai. Sehingga lingkungan laut dan pesisir yang kaya potensi perikanan tetap terpelihara serta mampu menghidupi warga sekitarnya.

Selain itu, warga diminta mengumpulkan sampah plastik dan tidak membakarnya di halaman rumah, tetapi dibakar pada lokasi yang jauh dari pemukiman. Menurutnya, sudah saatnya Pemkab Maluku Tengah maupun pemprov Maluku merancang anggaran khusus untuk pengadaan insenerator atau alat pelebur dan pengolah plastik.

"Saya mengajak semua pihak untuk mulai dari sekarang mengatakan 'say no" untuk kerusakan lingkungan laut, sehingga laut benar-benar menjadi sumber kehidupan bangsa Indonesia terutama masyarakat maluku di masa mendatang," tandasnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement