Kamis 23 Nov 2017 02:04 WIB

Luhut Minta Masyarakat Waspadai Bahaya Sampah Plastik

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andri Saubani
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta usai menghadap Presiden Joko Widodo di Jakarta, Senin (20/11).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta usai menghadap Presiden Joko Widodo di Jakarta, Senin (20/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menko Bidang Maritim Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai plastic debris atau serpihan mikroplastik yang tersebar di sungai, danau, dan lautan. Karena, berbahaya bagi kesehatan. Pecahan plastik ini berasal dari sampah-sampah plastik yang dibuang ke perairan, baik sungai, danau, sampai lautan.

Luhut menjelaskan, bahaya pecahan mikroplastik ini terjadi saat dimakan oleh ikan dan makhluk hidup lainnya. Ikan ini, kemudian dikonsumsi manusia dan akhirnya memengaruhi kesehatannya, termasuk bagi janin yang dikandung ibu hamil.

"Jika banyak warga indonesia yang mengonsumsi makanan yang tercemar serpihan plastik ini, maka bonus demografi Indonesia pada 2030 tidak akan berbuah manfaat akibat banyaknya warga yang mengidap penyakit," ujarLuhut saat dijumpai seusai membuka Lokakarya Penataan Sungai Citarum di Hotel Aryaduta Bandung, Rabu (22/11).

Oleh karena itu, menurut Luhut, ia menggelar rapat dengan gubernur Jabar, dan beberapa kementerian terkait, membahas masalah plastic debris, sampah-sampah plastik ini. "Kami duduk bersama untuk mengurangi sampah-sampah plastik masuk ke laut. Ini sudah dibicarakan sejak 3 dan 2 bulan lalu, semua terintegrasi dan semua punya program," katanya.

Plastik mikro ini, kata dia, berasal dari sampah plastik yang dibuang ke perairan, termasuk Sungai Citarum. Karenanya, upaya pengurangan jumlah plastik mikro di lautan ini erat kaitannya dengan penanggulangan limbah dan sampah di Sungai Citarum. Bahkan, sampah kaleng sudah ditemukan di kedalaman 11 kilometer di dalam laut.

"Di kedalaman 2 kilometer sampahnya sudah macam-macam. Ini masalah sampah tidak main-main. 27 juta penduduk Jabar yang tinggal di bantaran Citarum akan kena," katanya.

Masalah sampah plastik ini, katanya, menjadi kian serius kalau generasi penerus bangsa mengalami gangguan kesehatan, baik mental, maupun fisik, hanya karena kualitas air yang sangat memprihatinkan. Sungai Citarum yang menjadi bahan baku air untuk pengairan sawah di Jawa Barat pun akan terkena dampak. Ke depannya, warga akan kesulitan mendapat ikan, padi, dan makanan lainnya yang tidak terkontaminasi.

Selain sampah plastik, katanya, masalah yang lebih serius adalah pencemaran merkuri di sungai. Luhut mempersilakan Pangdam III Siliwangi dan Kapolda Jabar untuk bergerak kompak mencegah pencemaran sekaligus menindak para pencemar Sungai Citarum, di bawah payung kerja sama bersama gubernur Jabar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement