REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Keelokan Waduk Keuliling di Kecamatan Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam membuat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meminta waduk tersebut dikelola menjadi destinasi wisata baru di Aceh. Ia pun berencana menggandeng Perum Jasa Tirta untuk mengelola waduk tersebut.
Nantinya, Basuki berharap waduk tersebut akan memiliki nilai tambah, diantaranya sebagau destinasi wisata, ruang terbuka hijau, penghasil listrik dan sumber air baku bagi masyarakat.
"Agar waduk ini mempunyai nilai tambah selain untuk irigasi, maka harus dikelola dengan baik," katanya melalui siaran resmi yang diterima Republika.co.id, Kamis (15/12).
Ia melanjutkan, kegemaran masyarakat Aceh minum kopi bisa menjadi ide untuk membuat lokasi strategis bagi mereka untuk menikmati kopi di tepi waduk. Lokasi Waduk Keuliling yang tidak terlalu jauh dari Kota Banda Aceh, sekitar 35 kilometer ke arah timur dari kota Banda Aceh menjadi nilai lebih untuk menjadikannya destinasi wisata. Waduk dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dalam waktu tempuh kurang lebih satu jam.
Waduk yang memiliki daya tampung kurang lebih 17 juta meter kubik dengan luas genangan 228 hektare dan area tangkapan air seluas 38,20 kilometer persegi ini merupakan waduk pertama di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Dana yang digunakan untuk pembangunan konstruksi Waduk Keuliling mulai tahun 2000 sampai dengan 2008 sebesar Rp 235 miliar dan direncanakan dapat beroperasi selama 50 tahun.
Waduk tersebut diresmikan pada 23 Februari 2009 lalu dan saat ini berfungsi mengairi areal persawahan di Krueng Aceh seluas 4.790 hektare. Sumber air utama Waduk Keuliling berasal dari Alur Sungai Keuliling dengan luas daerah aliran sungai (DAS) sebesar 38,2 kilometer persegi dengan panjang sungai 12,3 kilometer.