Selasa 13 Dec 2016 22:42 WIB

Pasien Celah Wajah Ini Diperkirakan Jalani Operasi Lima Kali

Rep: Binti Sholikah/ Red: Andi Nur Aminah
Ruang operasi/ilustrasi
Foto: pixabay
Ruang operasi/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Tutik Handayani (16 tahun) pasien celah wajah atau facial cleft akan menjalani operasi tahap kedua di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Rabu (14/12). Kasus yang dialami Tutik ini termasuk kelainan langka. Ia telah berkonsultasi dengan sejumlah ahli yang menyatakan belum pernah menemui kasus kelainan seperti Tutik. Rencananya, Tutik akan menjalani empat sampai lima kali operasi.

Dokter Bedah Plastik RSUA, Indri Laksmi Putri, mengatakan Tutik akan menjalani beberapa rangkaian operasi yang penting bisa memperbaiki kualitas dan fungsi. "Di antara operasi kedua dan  ketiga, kayak operasi rahang, harus menunggu tulangnya stabil dulu. Jarak operasi biasanya enam bulan,” terang dokter Putri. 

Sebelumnya, Tutik telah menjalani operasi celah wajah tahap eprtama pada 18 Agustus 2016. Pada operasi tahap pertama ini tim dokter RSUA menyambung otot, kulit, tulang wajah, serta memperbaiki posisi mata Tutik.

Dokter kejiwaan, Izzatul Fitriyah, menyatakan kondisi kejiwaan Tutik semakin membaik. Ia memastikan Tutik siap menjalani operasi tahap kedua. “Kondisi kejiwaan Tutik cukup stabil dan siap menjalani operasi tahap kedua. Ke depan kami akan mengintervensi konsep lingkungan karena penglihatannya tidak begitu bagus, sehingga kami akan mengintervensi Tutik dan lingkungannya,” terangnya.

Direktur RSUA Nasronudin mengatakan, biaya operasi Tutik akan ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Jika plafon yang digunakan sudah maksimal, maka Ikatan Alumni Unair akan membantu menutup kekurangan tersebut. Di sisi lain, ia juga mengimbau kepada masyarakat yang menemukan orang dengan penampilan abnormal agar segera dirujuk ke rumah sakit. “Kalau tidak segera ditangani, tingkat kesulitannya akan lebih tinggi dan biayanya juga lebih mahal,” jelasnya.

Facial cleft merupakan kelainan dalam ketidaksesuaian (malformasi) kongenital bentuk pada tengkorak dan wajah yang mencakup celah dan berkembang ke dalam berbagai bentuk. Kelainan ini bisa menimpa 1 dari 33 kelahiran. Facial cleft mencakup daerah sekitar mulut dan hidung hingga jaringan lunak dan tulang pada dagu, mata, telinga, kening, dan bisa sampai ke batas rambut.

Saat ditemui di ruang perawatan, Tutik menyatakan tidak takut menjalani operasi tahap kedua. Ia juga berdoa agar operasinya berjalan lancar. “Rasanya dioperasi tidak kerasa apa-apa, setelah operasi juga tidak sakit. Sekarang kalau cuci muka udah terasa, kalau dulu kayak berkeringat,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement