REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ribuan rumah warga di pesisir Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, kembali diterjang banjir akibat gelombang pasang air laut, Selasa (13/12). Banjir rob tersebut kerap terjadi setiap bulan purnama, namun warga menolak untuk direlokasi.
Berdasarkan pantauan, banjir masuk ke dalam rumah-rumah warga dengan ketinggian bervariasi. Banjir terparah terjadi di rumah-rumah warga yang terletak di pinggir muara sungai dengan ketinggian sekitar satu meter atau setinggi dada orang dewasa.
Tak sedikit perabot rumah milik warga yang terendam dan terapung karena tak sempat diselamatkan oleh pemiliknya. Meskipun demikian, warga enggan mengungsi dan memilih bertahan di rumahnya masing-masing. ''Air tiba-tiba masuk ke dalam rumah sekitar pukul 05.00 WIB,'' ujar seorang warga setempat, Opih.
Opih mengatakan, air masuk ke dalam rumahnya dengan ketinggian selutut orang dewasa. Dia pun mengaku hanya sempat menyelamatkan barang-barang elektronik miliknya. ''Kasur, kursi, meja, baju-baju semua basah, tak sempat saya selamatkan,'' keluh Opih.
Selain rumah warga, rob juga menggenangi seluruh sekolah yang ada di desa tersebut, yakni SDN 1 Eretan Wetan 1, SDN Eretan Wetan 2 dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ikhlas. Seluruh siswa di sekolah-sekolah itupun terpaksa diliburkan.
Tak hanya itu, banjir juga merendam jalan desa, termasuk yang menuju ke tempat pelelangan ikan (TPI). Kondisi itu membuat lalu lalang kendaraan pengangkut ikan menjadi terganggu.
Selain sekolah, banjir juga menggenangi fasilitas perkantoran. Salah satunya adalah Mako Pangkalan Kapal Patroli Satpol Air Polda Jabar yang terletak di Jl KUD Misaya Mina Eretan Wetan. Meski demikian, aktivitas pelayanan terhadap para nelayan di mako tersebut tetap berjalan seperti biasa.
''Anggota kami tetap stand by di pos pangkalan kapal,'' kata Komandan Kapal VIII-1006 Ditpolair Polda Jabar, Brigadir Masnudin.
Kepala Desa Eretan Wetan, Edi Suhaedi menyebutkan, ketinggian banjir rob kali ini sama parahnya dengan rob yang terjadi bulan lalu. Namun, jumlah rumah warga yang terendam banjir rob kali ini lebih banyak. "Banjir sekarang ada sekitar dua ribuan rumah warga yang terendam,’’ terang Edi kepada Republika.co.id.
Edi mengakui, Bupati Indramayu, Anna Sophanah pernah menawarkan relokasi kepada warga di desa yang dipimpinnya itu karena banjir rob rutin terjadi. Namun, warganya menolak untuk relokasi. "Warga tidak mau direlokasi,’’ tutur Edi.
Untuk mencegah terulangnya banjir akibat rob, Edi berharap agar ada upaya pengerukan Sungai Ciperawan dan Cilalanang yang mengalir menuju Desa Eretan Wetan. Dengan demikian, kedua sungai yang kini tingkat sedimentasinya tinggi tersebut dapat menampung air lebih banyak. "Harus ditambah juga saluran pembuang yang langsung menuju ke laut," ujar Edi.