REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Jelang akhir tahun, jalur utama pantura yang melintasi Kabupaten Karawang sampai Subang, penuh dengan jebakan 'batman'. Karenanya, pengemudi diimbau untuk berhati-hati. Sebab, di sepanjang jalan nasional itu banyak lubang dengan diameter dan kedalaman yang bervariasi.
Asep Wahyudin, warga Desa Gempol, Kecamatan Pusakanagara, mengaku, saat melintasi pantura pengendara harus berhati-hati. Sebab, di kedua belah ruas jalannya dipenuhi dengan lubang. Kerusakan jalan yang paling parah, di sekitaran Kecamatan Ciasem. "Kami pengendara motor sangat tersiksa, karena harus mencari jalan yang bagus," ujar Asep, kepada //Republika//, Senin (12/12).
Jalan berlubang ini, kata Asep, seperti jebakan 'Batman'. Terutama, bila pengendara pulang malam hari. Lubang-lubang itu tak terlihat. Namun, ketika dilintasi, bisa-bisa sepeda motor terguling. Apalagi, dengan kecepatan tinggi.
Makanya, guna menghindari kecelakaan lalu lintas, dirinya terpaksa menurunkan kecepatan laju sepeda motornya. Jika tidak, bisa saja hal yang tak diinginkan terjadi. Terutama, saat ban motornya menggeleng lubang jalan tersebut. "Saya takut jatuh ketika menggilas lubang. Makanya, saya harus menghafal, di titik mana saja yang banyak lubangnya," ujarnya.
Pengawas Jalan Pantura Tanjung Pura-Pamanukan Satuan Kerja PJN Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, Agus Tirta, membenarkan kondisi jalan pantura yang rusak tersebut. Pihaknya tak bisa berbuat banyak dengan kondisi itu. Pasalnya, mulai tahun ini, perbaikan dan pemeliharaan jalur pantura itu sudah menjadi tanggung jawab pihak ketiga. "Tahun ini berbeda," ujar Tirta.
Namun, yang terlihat sekarang, kondisinya masih banyak yang rusak berat. Hal itu, bisa dilihat di sepanjang Tanjung Pura (Kabupaten Karawang) sampai Pamanukan (Kabupaten Subang). Jalan sepanjang 74 kilometer itu, masih dihiasi lubang dengan diameter dan kedalaman yang bervariasi.
Padahal, lanjutnya, anggaran untuk pemeliharaannya saja mengalami kenaikan, hampir tiga kali lipatnya. Yaitu, mencapai Rp 20 miliar. Sedangkan dulu, sewaktu pemeliharaan menjadi tanggung jawab //owner//, anggarannya hanya Rp 7 miliar.
Sementara itu, sampai saat ini pihak PT Saneka yang mengerjakan proyek perbaikan jalan tersebut masih belum memberikan konfirmasi terkait kerusakan jalan pantura. Saat //Republika// menghubungi pihak PT Saneka, tak meresponsnya.