Ahad 11 Dec 2016 16:43 WIB

Detik-Detik Menegangkan Remaja Masjid Pidie Jaya Saat Gempa

 Bangunan Masjid yang ambruk akibat gempa di Pidie Jaya, NAD, Kamis (8/12).
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah warga melihat masjid yang runtuh akibat gempa 6.5 SR, di Meuredu, Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12).

Belum juga mencapai pintu masjid, atap masjid yang terbuat dari coran beton itu untuk menyangga kubah berwarna hijau, sudah jatuh. Saya saat itu, dalam posisi tiarap sambil beristighfar. Brukkk..brukkk, atap beton itu runtuh. Ia pun terus menyebut-nyebut nama asma Allah dan meminta Mustajab mengikuti doa-doanya itu.

Dalam keadaan gelap gulita itu, Safrial dan Mustajab tidak menyadari jika dirinya telah terjebak dalam lorong sempit antara beton atap masjid dan lantai. Dia memerintahkan rekannya untuk segera berdiri dan ke luar dari masjid.

"Saat dia mencoba bangkit, kepalanya terantuk beton yang telah menutupi tubuhnya itu," kisahnya.

"Saya mencoba meraba dengan tangan dalam posisi tiarap itu, saya baru sadar kami benar-benar sudah terperangkap tertutup terkurung beton. Semuanya gelap gulita," katanya.

Satu-satunya jalan yang dilakukan adalah meminta tolong kepada warga. Beberapa kali dirinya meneriakkan permintaan tolong namun sekeliling tetap sepi. "Sekitar lima menitlah, saya bertahan di ruangan sempit itu. Akhirnya sejumlah warga ada yang mendengar dan mencoba mengeluarkan saya dan Mus dari celah-celah itu," katanya.

"Alhamdulillah, Allah SWT masih memberikan umur panjang, saya berhasil dikeluarkan dari ruangan. Tubuh Mustajab sendiri untuk dikeluarkan terhitung sulit karena posisinya berada di celah sempit," katanya.

Bagian pinggang Mustajab diketahui patah sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. "Saat ini, dia dirawat di RSUD Sigli," kata salah seorang warga lainnya saat penulis mewawancarai Safrial. Ia mengaku sampai sekarang masih trauma akan kejadian yang paling menyeramkan seumur hidupnya. "Saya benar-benar masih trauma, Bang," katanya.

Contohnya setiap ada gempa kecil yang sesekali masih menggoyang tempat tinggalnya. Kendati demikian, ia menyebutkan semuanya adalah cobaan dari Allah SWT dan kita harus siap menghadapinya. "Itu cobaan dari Allah SWT kepada umatnya," katanya.

Ia bersama warga lainnya berharap dibangun kembali masjid itu agar memudahkan warga dalam beribadah. Dalam musibah bencana gempa bumi tektonik kali ini memang tergolong unik karena mayoritas masjid di daerah itu rusak digoyang gempa, dan berbeda halnya dengan gempa serupa pada 2004.

Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPBD) Kabupaten Pidie Jaya, Putih A Manaf, menyebutkan sebanyak 13 masjid di wilayah tersebut rusak dari sekitar 50 masjid yang ada. Sementara itu, Kepala Dinas Syiar Islam Kabupaten Pidie Jaya, Nazir menyebutkan jumlah masjid yang rusak parah mencapai 29 bangunan dan 28 unit rusak ringan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement