Ahad 11 Dec 2016 13:06 WIB

Korban Gempa Aceh Mulai Dapat Pendampingan Atasi Trauma

Rep: Dian Erika N/ Red: Nur Aini
Sejumlah korban gempa dirawat di dalam tenda darurat, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tgk Chik Ditiro Sigli, Pidie, Aceh, Rabu (7/12).
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Sejumlah korban gempa dirawat di dalam tenda darurat, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tgk Chik Ditiro Sigli, Pidie, Aceh, Rabu (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH -- Kementerian Sosial (Kemensos), mulai melakukan proses trauma healing kepada korban gempa Aceh. Proses pendampingan psikologis tersebut saat ini menyasar empat titik pengungsian di Kabupaten Pidie Jaya.

Menurut Mensos Khofifah Indar Parawansa, Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) Kementerian Sosial telah melakukan rapid assesment atau kaji cepat korban gempa Aceh di lokasi pengungsian Meunasah Jurong, Meunasah Balek, Meuraksa Barat, dan Paru Keude.

"Saat ini ada 25 orang tim LDP. Sebelum melaksanakan tugas mereka harus melakukan assesment terlebih dahulu. Sasaran assesment utama adalah kelompok rentan yakni lansia, penyandang disabilitas, ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, serta warga yg ditinggalkan anggota keluarganya, " ujar Khofifah dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (11/12).

Menurutnya, hasil kaji cepat ini  akan menjadi dasar pemberian layanan kepada pengungsi terutama berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar. Berdasarkan kaji cepat, tim juga akan menentukan intervensi atau aktivitas lanjutan untuk mengurangi dampak negatif dari gempa."Rapid assement biasanya dilakukan dalam rentang waktu hari pertama sampai hari ke-4 kejadian bencana. Ini sebagai data awal yang menjadi dasar untuk menyusun program layanan dukungan psikososial selanjutnya," kata Khofifah.

Berdasarian kajian cepat dari tim LDP, diketahui jika korban gempa Aceh masih trauma berada di dalam ruangan. Anak-anak korban gempa pun menunjukkan reaksi ketakutan saat gempa susulan terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement