Sabtu 10 Dec 2016 16:43 WIB

Relokasi Pilihan Terakhir Penanggulangan Bencana

Rep: Lintar Satria/ Red: Agung Sasongko
 Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho lokasi bencana gempa di Provinci Aceh melalui layar di ruang pemantauan bencana Gedung BNPB, Jakarta, Jumat (9/12). BNPB mengklarifikasi jumlah korban meningg
Foto: Republika/ Raisan Al Farisi
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho lokasi bencana gempa di Provinci Aceh melalui layar di ruang pemantauan bencana Gedung BNPB, Jakarta, Jumat (9/12). BNPB mengklarifikasi jumlah korban meningg

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Penanggulangan Nasional Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan relokasi penyintas bencana menjadi cara terakhir dalam penanggulangan bencana. Karena banyak faktor yang membuat warga pindah dari tempat tinggal mereka walaupun rawan bencana.

"Kenapa sulit? Mereka kan mempunyai place attachment (keterikatan tempat tinggal," kata Sutopo di kantor BNPB, Jakarta, Sabtu (10/12).

Sutopo menjelaskan warga memiliki keterikatan terhadap tempat tinggal mereka dengan berbagai alasan. Entah itu matapencaharian, kata Sutopo, dekat dengan sanak saudara, faktor keagamaan dan lain sebagainya.

"Kecuali berdasarkan inisiatif dari warga sendiri," tambah Sutopo.

Saat ini, sejumlah sedang berupaya membangun kembali Kabupaten Pidie Jaya dan Birieu, Aceh, pascagempa 7 Desember kemarin. Baik dari pemerintah hingga organisasi non-profit, semuanya beriringan membantu Serambi Mekah tersebut.

Sutopo mengatakan fokus sampai tanggal 20 Desember 2016 mendatang adalah tanggap darurat. Sutopo menjelaskan bahwa sejumlah upaya perbaikan kini tengah dimaksimalkan.

"Kita fokus pada korban, penanganan pengungsi, air bersih, sanitasi, kesehatan, perbaikan sarana prasarana darurat, dan lainnya," tambah Sutopo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement