Sabtu 10 Dec 2016 15:41 WIB

Petani di Pidie Jaya Aceh Kembali Bertani

Rep: Issha Harruma/ Red: Nur Aini
 Warga korban gempa mengungsi di Masjid At Taqwa, Merdu, Pidie Jaya, NAD, Kamis (8/12).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Warga korban gempa mengungsi di Masjid At Taqwa, Merdu, Pidie Jaya, NAD, Kamis (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PIDIE JAYA -- Aktivitas warga Pidie Jaya, Aceh perlahan kembali normal. Sawah-sawah yang banyak terhampar di kabupaten ini mulai digarap lagi oleh para petani.

Seperti yang tampak di deretan sawah di pinggir jalan Tgk Syik Pante Geulima, Meureudu. Belasan petani yang didominasi oleh kaum ibu tampak menanam benih padi.

Salah seorang petani, Fatimah (51 tahun) mengaku gempa 6,5 SR, Rabu (7/12) lalu tidak terlalu memengaruhi aktivitas bertaninya. Dia hanya tidak bekerja pada hari kejadian.

"Mulai Kamis sudah kerja lagi. Kalau ada gempa (susulan), kami lari juga. Kayak kemarin ada gempa susulan lumayan kuat, kami keluar (dari sawah) lari ke jalan," kata Fatimah kepada Republika.co.id, Sabtu (10/12).

Hal senada disampaikan rekan Fatimah, Aisyah Sulaiman (60 tahun). Warga Masjid Tuha, Meureudu ini mengatakan, meski masih mengungsi di posko, tetapi dia tetap berangkat bertani. Aktivitasnya ini pun tetap sama. Dia mulai menggarap sawah sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 17.30 WIB.

"Kalau kita terpengaruh gimana, ini kan untuk masa depan. Kalau lihat hari ini saja gimana nanti untuk anak-anak," ujar Aisyah.

Pemandangan serupa juga tampak di hamparan sawah di pinggir jalan Banda Aceh-Medan, Trienggadeng. Salah seorang petani, Budi (30 tahun) mengakui jika memang belum semua petani kembali menggarap sawah pasca-gempa besar terjadi.

"Masih nggak banyak ini yang kerja. Kalau saya daripada di pengungsian saja mending ke sawah lah, nanam benih ini," kata Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement