Sabtu 10 Dec 2016 13:49 WIB

PMI: Pidie Jaya Kekurangan Air Bersih

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Bayu Hermawan
Anak-anak bermain sepeda di halaman Masjid yang runtuh akibat gempa tektonik di Desa Meuko Kuthang, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Kamis (8/12).
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Anak-anak bermain sepeda di halaman Masjid yang runtuh akibat gempa tektonik di Desa Meuko Kuthang, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Kamis (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PIDIE JAYA -- Kondisi terkini gempa Aceh berkekuatan 6,4 SR memasuki masa tanggap darurat di hari ke-3. Palang Merah Indonesia (PMI) melaporkan fasilitas listrik dan air sudah menyala sejak Kamis (8/12) malam, namun di beberapa lokasi sumber air masih kotor sehingga tidak layak digunakan.

"Adapun beberapa kebutuhan mendesak itu air bersih, penampungan air, MCK, alat berat untuk membantu evakuasi, tenaga medis beserta peralatan dan obat-obatan, ambulance untuk proses evakuasi, tempat penampungan (shelter), mobilisasi relawan dan sumbangan dana," ujar Kepala Markas PMI Aceh Rudianto dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (9/12).

Sebanyak lima personil tenaga medis PMI Pusat yang ditugaskan ke lokasi bencana melakukan operasi kepada 24 pasien di RS. Sigli, Kabupaten Bireun. Sementara itu Kemensos bersama PMI mendirikan dapur umum untuk mencukupi kebutuhan makanan pengungsi. Sedangkan maskapai Citylink membantu memobilisasi bantuan dari PMI seberat 11 ton ke lokasi bencana.

Adapun update kerusakan yang diakibatkan oleh gempa yaitu 54 tempat ibadah rusak, 1 unit bangunan kampus STAI AL-Azziziyah Mudi Mesra roboh, 4 sekolah roboh, 1 RSUD Pidie roboh, 5 pasar rusak, 280 jiwa dirawat di 4 Rumah Sakit, beberapa tiang listrik roboh, beberapa ruas jalan rusak, serta 4 unit kantor pemerintahan rusak berat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement