Sabtu 10 Dec 2016 13:40 WIB

Hadir di Acara ICMI, Misbakhun Curhat Soal Masuk Penjara

Red: M Akbar
Politikus Partai Golkar Misbakhun, menjadi pembicara saat memberikan keterangan pers terkait survei nasional Indo Barometer mengenai Keberhasilan dan kegagalan setahun pemerintahan Jokowi-JK di Hotel Century Park, Jakarta, Kamis (8/10).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Politikus Partai Golkar Misbakhun, menjadi pembicara saat memberikan keterangan pers terkait survei nasional Indo Barometer mengenai Keberhasilan dan kegagalan setahun pemerintahan Jokowi-JK di Hotel Century Park, Jakarta, Kamis (8/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Legislator M Misbakhun mencurahkan isi hatinya saat berbicara di sekolah politik nasional yang digelar oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Tampil sebagai salah satu narasumber, Misbakhun sempat 'curhat' seputar pengalamannya masuk penjara.

''Bagi saya, episode hidup saya terbaik adalah saat saya dipenjara. Saat di sana, dalam tiga hari, saya bisa khatam Alquran. ‎Saat di penjara, saya khatamkan Alquran lebih banyak dibanding waktu lainnya sepanjang hidup saya,'' kata Misbakhun dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id di Jakarta, sabtu (12/10).

Misbakhun mengklaim pengalamannya meringkuk ke dalam penjara karena adanya upaya kriminalisasi yang dilakukan pemerintah pada masa itu. Saat itu dia menjadi sosok yang membongkar skandal bailout Bank Century.

''Dunia politik itu bukanlah hal mudah, namun harus dijalani serta dihadapi dengan penuh rasa syukur betapapun pahit dan keras pengalamannya,'' kata matan politisi PKS ini dihadapan di hadapan lebih dari 100 kader ICMI yang menjadi peserta acara.

Setelah bebas, Misbakhun mengaku bahwa dia tak serta merta merasa ada masalah personal dengan SBY, presiden kala itu yang dianggapnya memerintahkan melakukan kriminalisasi atas dirinya. Misbakhun mengaku masih menghormati SBY sebagai seorang tokoh dan presiden. ''Yang saya serang kebijakannya. Berdebat melawan pemimpin, jangan pernah pribadinya, tapi serang kebijakannya,'' kata dia.

Lantas setelah bergabung dengan partai Golkar, Misbakhun ternyata masih memiliki sejumlah pengalaman. Ia pun menyimpulkan bahwa pertarungan terkeras yang harus dihadapi politisi itu adalah justru di internal partainya sendiri.

''Realitas seperti ini tak bisa dinafikan. Walau bukan kondisi ideal, tapi itu harus bisa kita lewati. Pertarungan paling keras adalah pertarungan internal partai,'' ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement