Sabtu 10 Dec 2016 05:53 WIB

Pengungsi Gempa Rela Tidur Beralaskan Tikar

 Warga korban gempa mengungsi di Masjid At Taqwa, Merdu, Pidie Jaya, NAD, Kamis (8/12).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Warga korban gempa mengungsi di Masjid At Taqwa, Merdu, Pidie Jaya, NAD, Kamis (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MEUREUDU, ACEH -- Para korban gempa yang mengungsi di sejumlah lokasi di Kabupaten Pidie Jaya rela tidur beralaskan tikar apa adanya, karena mereka belum berani tinggal di rumah takut ada gempa susulan.

Pemantauan wartawan di lokasi pengungsian di Jumat (10/12), para korban lebih memilih tinggal di pengungsian, karena masih ada gempa susulan meskipun dalam skala ringan.

"Warga masih takut pulang ke rumah dan takut terhadap gempa susulan dan masih memilih tidur di lokasi pengungsian dengan perlengkapan apa adanya," cerita Junaini.

Sejumlah korban gempa lainnya pun lebih memilih tidur di teras rumahnya, badan jalan serta pondok-pondok kecil di halaman rumahnya.

"Di setiap diding rumah saya retak dan saya bersama keluarga tidak berani tidur di rumah karena gempa susulan masih terus terjadi," ujar Basri di lokasi pengungsian.

Para korban gempa bumi tersebut tersebar di enam kecamatan meliputi, Pante Raja, Bandar Dua, Tringgadeng, Meureudu, Bandar Baru dan Ulee Glee.

Guncangan gempa bumi 6,5 skala richter (SR) di Kabupaten Pidie Jaya, Rabu (7/12) pagi telah merenggut puluhan nyawa, tausan warga luka-luka, puluhan bangunan masjid, ruko serta rumah warga juga ikut ambruk.

Jumlah korban meninggal saat ini yang sudah terevakuasi tercatat 96 orang, luka berat dan ringan 660 orang.

"Di gampong kami saja yang meninggal keseluruhan 15 orang dan rata-rata tertimbun runtuhan bangunan," sebut Sekretaris Keuchik (kepala desa) Gampong Pangwa Baru, Pidie Jaya, Zulkifli.

Korban gempa tersebut meliputi ibu hamil, anak-anak dan orang dewasa. Pada umumnya korban tertimbun reruntuhan bangunan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement