REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menambah layanan air bersih dan sanitasi di lokasi-lokasi pengungsian korban bencana gempa bumi di Kabupaten Pidie, Pidie Jaya dan Bireuen, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Kepala Satker Tanggap Darurat Direktorat Jenderal Cipta Karya (Ditjen CK) Hakam mengatakan, suplai air bersih sudah tertangani terutama untuk suplai ke sejumlah Masjid di lokasi bencana yang banyak digunakan oleh para pengungsi.
Hal itu ia sampaikan saat mendampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ke dua titik pengungsian di Masjid Kecamatan Trieng Gadeng dan Masjid Munawarah Kecamatan Meurah Dua.
"Suplai air bersih baru disanggupi oleh PDAM di Pidie untuk 2 rit per hari untuk mengisi 20 unit Hidran Umum (kapasitas 2 ribu liter)," katanya melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (9/12).
Suplai diberikan dengan memobilisasi lima unit Mobil Tangki Air (MTA). Ia melanjutkan, hidran umum masih dalam proses pemasangan dan hari ini akan diselesaikan untuk 30 unit HU.
Ia menjelaskan, sejauh ini pihaknya berfokus untuk memfasilitasi pengungsi di Posko Utama yang tersebar di sembilan desa, lima kecamatan dengan 10.029 jiwa.
"Kami juga mengirim logistik tambahan atas permintaan dan kondisi lapangan. Untuk MTA sudah datang juga ke Kabupaten Pidie Jaya untuk backup dari Bener Meriah dan Provinsi sebanyak masing-masing dua unit," kata dia.
Sejumlah peralatan tanggap darurat telah dikerahkan ke lokasi bencana, seperti jerigen air lipat kapasitas 20 liter sebanyak 500 unit, jerigen air kapasitas 20 liter sebanyak 1000 unit, MCK Knockdown Fiberglass 2 seat sebanyak 30 unit, Hidran Umum 2 ribu liter sebanyak 30 unit, Pondasi sebanyak 30 unit, Selang Spiral Plastik 2 inch sepanjang 30 meter, Tenda Hunian Darurat (THD) ukuran 3 x 4,5 meter persegi sebanyak 50 unit.