REPUBLIKA.CO.ID, PIDIE JAYA -- Gempa berkekuatan 6,4 skala richter melanda Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, Rabu (7/12) menjelang subuh. Akibat bencana tersebut, puluhan sekolah banyak yang mengalami rusak ringan dan beberapa rusak parah.
"Sudah ada sekitar 82 sekolah rusak di Pidie Jaya, rata-rata ringan yang berat ada lima. Sedangkan di Pidie itu ada 32," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhajir Effendi saat berkunjung ke SMA 1 Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Jumat (9/12) sore.
Namun ia tidak dapat menjelaskan lebih rinci terkait jenis tingkatan sekolah yang rusak tersebut. Namun, dari catatannya, sekolah yang mengalami rusak terparah adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
"Saya tidak hapal (SD,SMP, SMA). Pokoknya itu jumlahnya yang paling parah itu di sini, ada SMK yang itu memang rusak total. Kemudian ada SD di daerah Pelandok Tunong, itu rata itu dan tanahnya menganga dan itu harus pindah, jadi sedang mencari lahan kosong," ujarnya.
Ia mengatakan, sebagaimana yang sudah diintruksikan oleh Presiden Joko Widodo, pihaknya akan mempercepat pembangunan sekolah-sekolah rusak tersebut. "Untuk sekolah itu menjadi tanggung jawab Kemendikbud, untuk sarana dan prasaran dan masjid jadi tanggung jawab pak Menteri PU dan Perumahan, tinggal menunggu SK (surat keputusan) dari presiden saja," ucap dia.
Namun, menurut dia, selama pembangunan sekolah itu masih berlangsung, pihaknya akan membangun tenda dan mengajak bergotong royong untuk membanguan kelas darurat. "Nanti sekolah yang rusak itu ada dua pilihan nanti, pakai tenda dan juga kelas darurat, tadi saya sudah bantu beberapa sekolah untuk gotong royong pembangunan kelas darurat," kata Muhajir.