REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Banjir melanda 1.776 rumah warga di sejumlah kecamatan di Kabupaten Jember, Jawa Timur setelah hujan deras yang mengguyur di wilayah setempat sejak Kamis (8/12) hingga Jumat dini hari.
"Banjir kembali menerjang sejumlah wilayah yang beberapa pekan lalu dilanda banjir karena memang daerah setempat merupakan daerah rawan banjir, namun kali ini meluas ke beberapa kecamatan lain yang sebelumnya tidak banjir," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo di Jember, Jumat.
Menurutnya petugas BPBD dan sukarelawan terus melakukan pendataan terhadap rumah warga yang terendam banjir karena hujan kembali mengguyur sejumlah kecamatan di Jember yang terendam banjir.
"Hingga kini data yang tercatat sebanyak 1.776 rumah warga yang berada di enam kecamatan di Jember terendam banjir dengan ketinggian yang bervariasi dari 20 sentimeter hingga 1 meter, namun ketinggian air sudah mulai surut siang ini," tuturnya.
Data di BPBD Jember mencatat korban banjir sebanyak 1.776 kepala keluarga (KK) dengan rincian sebanyak 728 KK di Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan; kemudian 228 KK di Desa Curahlele dan 20 KK di Desa Sumberpakem di Kecamatan Balung; sebanyak 400 KK di Desa Sukorejo dan 150 KK di Desa Karangsemanding di Kecamatan Bangsalsari; sebanyak 250 KK di Desa Yosorati, Kecamatan Sumberbaru.
"Sedangkan dua kecamatan lainnya yakni di Kecamatan Tanggul dan Semboro hingga kini masih dalam proses pendataan oleh petugas BPBD, sehingga jumlah korban banjir kemungkinan akan bertambah," katanya.
Heru menjelaskan sebagian warga sempat diungsikan pada Kamis (8/12) malam dengan menggunakan perahu karet karena ketinggian air mencapai 1 meter dan luapan air sungai yang merendam rumah warga cukup deras, sehingga tindakan tersebut dilakukan sebagai upaya antisipasi saja.
"Mereka sudah kembali ke rumahnya masing-masing pada Jumat pagi karena air mulai surut, namun apabila hujan kembali mengguyur dengan intensitas yang cukup tinggi pada malam hari, maka petugas akan melakukan evakuasi kembali ke tempat yang aman," ujarnya menambahkan.
Ia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap potensi banjir susulan karena pihak BMKG memprediksi puncak curah hujan di Jember terjadi pada Desember 2016 hingga Januari 2017.
Sementara Komandan Pos Koramil 0824/31 Semboro Pelda Imam Rudiono mengatakan luapan Sungai Rowotapen hingga Jumat pagi masih setinggi 1 meter, sehingga menggenangi sebanyak 339 rumah warga di Desa Sidomekar, Kecamatan Semboro dan hingga kini belum surut.
"Kami bersama Tim SAR dan BPBD masih berada di lokasi untuk mengimbau kepada warga, agar segera mengungsi dengan perahu karet yang telah disediakan oleh BPBD Jember," katanya.
Menurut dia, dapur umum akan segera didirikan di Desa Sidomekar untuk memberikan bantuan makanan kepada warga yang rumahnya terendam banjir karena korban banjir tersebut tidak dapat melakukan aktivitas memasak.