REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan pemerintah belum memerlukan bantuan internasional dalam penanganan pascagempa bumi berskala 6,4 skala Richter yang mengguncang Pidie Jaya. "Pemerintah masih sanggup dalam menanganinya sehingga belum memerlukan bantuan internasional," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Jumat (9/12).
Sutopo menjelaskan, hingga saat ini juga belum ada inisiasi bantuan internasional. Jika pun nanti ada bantuan, nanti harus disesuaikan dengan regulasi yang ada.
"Jadi, nanti harus disesuaikan, tidak sembarangan saja dalam memberikan bantuan," katanya.
Selain itu, lanjut dia, bantuan yang ada di gudang relatif cukup untuk memenuhi kebutuhan para korban gempa. Paling penting adalah bagaimana bantuan tersebut bisa merata. Kendala utama yang dihadapi para korban gempa adalah air bersih.
"Kami juga akan menertibkan bantuan-bantuan yang ada di jalan-jalan," ujarnya. Kebutuhan mendasar yang dibutuhkan, yakni sandang, pangan, tenaga medis, tenda pengungsi, dan tenaga sukarelawan untuk menyembuhkan trauma.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 6,4 skala Richter mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12) pukul 05.03 WIB. Pusat gempa terjadi di darat (sesar Samalanga-Sipopok) melalui mekanisme gempa sesar mendatar dengan kedalaman 15 kilometer.
Gempa tersebut diperkirakan dirasakan oleh masyarakat di Kabupaten Pidie Jaya selama 15 detik, Kota Banda Aceh selama 5 detik, Kabupaten Aceh Besar selama 10 detik, dan Kabupaten Bireuen selama 10 detik. Pencarian korban gempa pun terus dilakukan. Hal itu mengingat masih banyaknya reruntuhan di lokasi bencana. Tim SAR gabungan memfokuskan pada lima titik yang berada di Kabupaten Pidie Jaya.