REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan pemerintah menyiapkan sejumlah tenda untuk sekolah darurat bagi anak-anak korban gempa bumi 6,5 SR yang mengguncang sejumlah wilayah Aceh, Rabu (7/12) pagi.
"Kami sudah menyiapkan tenda-tenda untuk kegiatan belajar-mengajar di beberapa lokasi," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Jumat (9/12).
Presiden Joko Widodo meminta agar anak-anak yang menjadi korban gempa bumi tersebut tetap ceria dan terus belajar. Pihaknya juga berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk pembangunan sekolah rusak tersebut.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud, Hamid Muhammad, mengatakan terus melakukan identifikasi sekolah rusak. Data sementara, puluhan sekolah yang terdiri dari 19 Sekolah Dasar (SD), 11 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan satu Sekolah Menengah Atas (SMA) mengalami kerusakan.
"Kami saat ini melakukan sinergi dengan pemerintah daerah terkait pembangunan sekolah darurat," kata Hamid.
Pencarian korban gempa terus dilakukan, hal itu mengingat masih banyaknya reruntuhan di lokasi bencana. Tim SAR gabungan memfokuskan pada lima titik pencarian pascagempa berkekuatan 6,4 SR di Provinsi Aceh pada Rabu lalu (7/12). Kelima titik tersebut berlokasi di Leung Putu, Mereudu, Uleeglee, Trenggading, dan Darul Ulu. Kelima lokasi ini berada di Kabupaten Pidie Jaya.
Tim SAR gabungan yang dipimpin oleh Basarnas berjumlah 484 personel. Tim Basarnas sendiri berjumlah 140 personel yang berasal dari beberapa wilayah, seperti Jakarta dan Jambi. Target utama pencarian reruntuhan pasar dan ruko di Mereudu.