Kamis 08 Dec 2016 16:52 WIB

Sumatra Berpotensi Diguncang Gempa Besar Tiap 10 Tahun

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Bayu Hermawan
Pedagang mengumpulkan barang yang masih dapat digunakan dari puing-puing bangunan pasar Meuredu yang rubuh akibat gempa di Pidie Jaya, Aceh, Kamis (8/12).
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Pedagang mengumpulkan barang yang masih dapat digunakan dari puing-puing bangunan pasar Meuredu yang rubuh akibat gempa di Pidie Jaya, Aceh, Kamis (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pergerakan sesar yang terletak di daratan Sumatra menyebabkan gempa yang cukup besar di Kabupaten Pidie, Aceh. Namun demikian, ahli geologi UGM, Gayatri Indah Marliyani meyakini pergerakan tersebut tidak akan berpengaruh terhadap sesar utama di Samudra Hindia.

Sebab menurutnya, meski berada dalam satu sistem besar yang sama, pelepasan energi dari kedua segmen sesar tersebut berbeda. "Pergerakannya juga berbeda. Kalau di sini (sesar dalam Aceh) energinya sudah dilepaskan, di sana (sesar utama) tidak akan terpengaruh. Karena keduanya tidak berhubungan langsung," ujarnya pada Republika.co.id, Kamis (8/12).

Menurutnya, zona dudaksi di Samudra Hindia memiliki sifat pergerakan sesar naik. Sementara yang terjadi di daratan memiliki sistem pergerakan sesar geser. Sehingga laju geraknya berbeda dan tidak berpengaruh langsung antara satu sama lain.

Gayatri melanjutkan, pergerakan sesar terjadi ketika zona dudaksi mendorong ke arah lempengan darat. Kemudian dorongan tersebut diakomodasi oleh sesar-sesar di sekitar zona dudaksi yang memiliki sifat sesar naik. Sementara sifat pergerakan sesar di dataran sumatra bersifat geser.

"Jadi peran gempa yang kemarin itu sebenarnya untuk mengakomodasi dorongan. Kalau sudah terakomodasi, pasti akan ada pasokan pergerakan baru. Akan ada sesar-sesar baru," jelasnya.

Sementara ini, katanya, setiap sesar memiliki karakter khas masing-masing. Termasuk periode dan masa pergerakannya. Namun untuk sesar yang menimbulkan gempa di Pidie belum ada datanya. Karena belum ada riset khusus mengenai sesar tersebut.

Gayatri mengakui, kekuatan gempa di Sumatra memang tinggi. Khusus di wilayah samudra bisa mencapai delapan sampai sembilan skala richter. Sementara di wilayah daratan, kekuatan gempa hanya mencapai enam sampai tujuh skala richter.

"Tapi malah jauh lebih merusak gempa yang terjadi di darat, karena pusatnya dekat dengan pemukiman dan kedalamannya hanya 10 sampai 15 kilo meter," paparnya.

Gayatri menambahkan, berdasarkan rekaman sejarah dan instrumentasi, dalam waktu 100 tahun terakhir terdapat 20 gempa yang diakibatkan oleh pergerakan sesar di sepanjang Pulau Sumatra. Sehingga secara kasar bisa diperkirakan bahwa setiap 10 tahun Sumatera berpotensi menghasilkan satu atau dua kali gempa besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement