REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pelabuhan Tanjung Tembaga di Probolinggo diproyeksikan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Sampai saat ini pembentukan KEK masih dalam tahap rancangan awal dan diprediksi dapat terealisasi pada 2019 mendatang.
Kepala Badan Penanaman Modal Jawa Timur Lili Soleh Wartadipraja mengatakan salah satu syarat pembentukan KEK adalah ketersediaan pelabuhan. "Saat ini kawasan industri terdekat adalah PIER di Pasuruan dan itu dinilai masih terlalu jauh," kata Lili saat ditemui di Malang, Kamis (8/12).
Pelabuhan Tanjung Tembaga tidak akan menjadi pesaing Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya. Akan tetapi keberadaan Tanjung Tembaga justru akan menguntungkan karena dapat memangkas dwelling time kapal-kapal yang berlabuh di Tanjung Perak.
Menurut Lili, pemerintah provinsi Jawa Timur memiliki sejumlah lahan yang letaknya berdekatan dengan Tanjung Tembaga. Lahan-lahan itu bisa dikelola sebagai kawasan industri. Dengan demikian menyulap Tanjung Tembaga menjadi KEK adalah sebuah keniscayaan.
Selama ini pelabuhan yang ada di bawah pengelolaan Pemprov Jatim tersebut sudah melayani bongkar muat barang. Tapi pelabuhan di Probolinggo itu hanya mampu digunakan bersandar kapal dengan kapasitas maksimal tiga ribu ton. "Kita pikirkan perbaikan dermaganya dulu sehingga nanti Tanjung Tembaga bisa memuat kapal berkapasitas maksimal 15 ribu ton," kata Lili.
Dibentuknya KEK, kata Lili, akan membawa keuntungan bagi Kota Probolinggo. Kabupaten Pasuruan yang letaknya berdekatan dengan Probolinggo juga akan kecipratan manfaat dari KEK tersebut. KEK diyakini akan meningkatkan aktivitas perekonomian setempat dan menyerap banyak tenaga kerja lokal.
"Kerja sama dengan pemkot dan pemkab terus kita jajaki sehingga KEK dapat menguntungkan satu sama lain," kata dia.