REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat menyatakan sejauh ini stok darah untuk korban gempa di Pidie Jaya, Aceh, aman. Kemarin, PMI Banda Aceh membutuhkan donor darah karena stok darah menipis yakni golongan darah A+, O+ dan AB+.
"Sudah terpenuhi, stok darah aman," ujar Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Pusat Arifin Muhammad Hadi kepada Republika.co.id, Kamis (8/12).
Dia menyebut apabila ada satu kabupaten terdampak, maka unit gawat darurat (UGD) di rumah sakit kabupaten lainnya akan membantu, termasuk soal stok darah. Unit transfusi darah PMI Pidie dan PMI Aceh Utara bersiaga untuk mengirimkan stok darah jika dibutuhkan.
PMI telah mendirikan posko lapangan di beberapa titik yakni Posko lapangan di Ule Glee, Posko di RS Pidie Jaya dan Markas PMI Kabupaten Pidie. Selain stok darah, PMI juga menyediakan dapur umum dan mobilisasi tangki air. Saat ini ada lima tangki air bersih, tiga diantaranya berasal dari Padang, Sumatra Barat.
Rencananya akan ada lima tambahan tangki lagi dari DKI Jakarta, sehingga nantinya ada sepuluh tangki air bersih yang akan digerakkan ke delapan kecamatan terdampak di Pidie Jaya. Saluran air di lokasi gempa, kata dia, perlu direhabilitasi. "Sebelum saluran air berfungsi normal, kami akan pasok tangki air bersih," ujar Arifin.
Tak hanya pada saat status darurat, PMI juga akan mengambil peran untuk masa pascabencana. Mereka akan memberikan perawatan lanjutan bagi korban yang mengalami patah tulang dan membutuh fisioterapi. PMI, kata Arifin, juga akan merehabilitasi dan menormalisasi pipa-piha dan sumber air bersih, melakukan layanan kesehatan keliling lewat sepuluh mobil ambulans hingga dua atau tiga bulan ke depan. "Walau nanti status emergency ditutup, kami akan melakukan pemulihan dini," ujarnya.
Selain mobil tangki air bersih, tenaga medis juga akan ditambahkan dari RSCM Jakarta dan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Masing-masing akan mengirim lima tenaga medis yang terdiri dari ahli bedah, ortopedi, dan fisioterapi.