Kamis 08 Dec 2016 13:49 WIB

Panen Cabai Merah di Sukabumi tak Maksimal

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Hazliansyah
 Pedagang mengatur cabai dilapak pasar tradisional, Jakarta, Senin (3/10).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pedagang mengatur cabai dilapak pasar tradisional, Jakarta, Senin (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sejumlah petani di Kabupaten Sukabumi mengeluhkan turunnya produksi cabai merah akibat cuaca buruk. Penurunan ini disebabkan maraknya serangan penyakit dan hama tanaman yang berkembang di tengah tingginya intensitas hujan dalam dua bulan terakhir.

"Hasil panen cabai menurun karena banyak yang mati akibat serangan hama dan penyakit," ujar Muhammad Sidu (43 tahun), petani sayuran di Desa Warnasari, Kecamatan Sukabumi, Kamis (8/12).

Pada musim hujan ini serangan penyakit yang paling banyak adalah patek. Penyakit tersebut cukup merepotkan petani. Buah cabai mengalami pembusukan pada bagian tengah atau ujungnya akibat serangan patek. Bahkan, sebagian tanaman menjadi kering.

Sidu menerangkan, para petani sudah berupaya mengatasi serangan penyakit tersebut dengan memberikan pengobatan. Namun, lanjut dia, ketika sudah dilakukan penyemprotan obat terkadang turun hujan. Dampaknya obat yang disebar tersebut kembali terbawa air hujan.

"Dari empat hektare lahan, ada sekitar satu hektare yang gagal panen," keluh Sidu. Tanaman yang gagal panen ini sebagian besar mengering dan buahnya membusuk.

Menurut Sidu, setiap harinya ia hanya bisa menghasilkan sebanyak satu kuintal cabang merah. Padahal, dalam waktu normal jumlah produksi jauh lebih banyak. Penurunan ini juga mengakibatkan harga cabai merah di tingkat petani mengalami kenaikan sekitar 20 persen.

Petani lainnya Suherman (36) mengatakan, cuaca buruk memang menyebabkan tanaman cabai mudah terserang hama dan penyakit. "Ke depan kami berharap ada bantuan dari penyuluh untuk mengatasi serangan penyakit ini," imbuh dia.

Sehingga kerugian yang dialami petani bisa ditekan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement