Kamis 08 Dec 2016 10:12 WIB

Pendidikan Vokasi Masih Dianggap Sebelah Mata

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Pendidikan Vokasi (ilustrasi)
Foto: www.pnj.ac.id
Pendidikan Vokasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rencana Kementerian Pendidikan dan Budaya serta Kementrian Perindustrian untuk merevolusi pendidikan vokasi, ditanggapi positif. Pasalnya, sejauh ini, pendidikan vokasi kerap dipandang sebelah mata.‬

‪"Masyarakat kita, masyarakat timur masih sangat dominan melihat bahwa gelar adalah segalanya," ujar Presiden Direktur Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Ariyanti, Dewi Irawati usai Wisuda XXXIV LPP Ariyanti, di Hotel Harris Festival Citylink, Bandung (7/12).‬

Dewi mengatakan, pemahaman masyarakat timur tersebut salah, karena saat ini, banyak orang yang sukses tanpa gelar. Hal ini, kata dia, karena mereka memiliki keterampilan yang sangat mumpuni dan bahkan bisa hidup lebih mandiri dari pada yang bergelar.

"Artinya, masyarakat kita belum benar-benar memahami, apa itu arti gelar dan bagaimana mengoptimalkan potensi keterampilan seseorang," katanya.

‪Sebagai lembaga yang menitikberatkan pada pendidikan keterampilan yang berbasis kompetensi, dia menyakini, bahwa pendidikan keterampilan mampu menjadi solusi yang tepat untuk mengurangi pengangguran.‬ ‪Apalagi, pasar kerja nasional maupun internasional, saat ini, membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten di bidangnya.

Karena, kata Dewi, banyak industri dan organisasi yang saat ini menuntut SDM yang sudah memiliki sertifikat kompetensi yang kredibel. Namun, sejauh ini untuk mendapatkan sertifikasi kompetensi semacam itu tidak lah mudah, terlebih jika berasal lembaga vokasi seperti yang dimilikinya.‬

‪"Adanya inisiatif pemerintah untuk mendorong perubahan sistem pendidikan vokasi saya dukung agar sistemnya lebih baik, dan juga lebih memudahkan bagi kami," katanya.

Dewi yakin, keterampilam mampu menjadi solusi yang tepat dalam mengurangi angka pengangguran. Namun, tentu harus bersinergi dengan dunia kerja melalui program link and match. Yakni, menjalin kerja sama dengan institusi, dunia usaha, dunia industri dalam dan luar negeri. "Kerja sama pun kami jalin dalam penyusunan kurikulum, praktik lapangan kerja dan memperluas networking," katanya.

Terkait jumlah lulusan, kata dia, LPP  Ariyanti lulusannya telah tersebar di 95 ribu orang di berbagi perusahaan besar di seluruh Indonesia bahkan luar negeri. Mereka, pun telah banyak yang menduduki jabatan penting di perusahaan. N Arie

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement