REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan alat berat yang digunakan untuk penanganan gempa Aceh masih sulit masuk ke lokasi bencana. Pihaknya mengakui jumlah alat berat yang digunakan masih perlu ditambah.
"Jumlah alat berat yang digunakan mungkin kurang mencukupi. Sebab, sampai saat ini sejumlah alat berat masih mengalami kesulitan sampai di lokasi kejadian," ujarnya di Gedung BNPB, Jakarta, Rabu (7/12).
Saat ini, ada tiga bantuan alat berat yang dikerahkan untuk penanganan pascagempa. Ketiga alat berat masing-masing berasal dari TNI, Dinas Pekerjaan Umum dan BPBD Setempat. "Karena itu, masih diperlukan banyak bantuan alat berat untuk penanganan pasca gempa," katanya.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 6,4 skala richter mengguncang Aceh sekitar pukul 05.03 WIB. Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Berdasarkan data yang dihimpun dari BNPB, pusat gempa Aceh berada pada 18 kilometer sebelah Timur Laut Kabupaten Pidie Jaya. Kedalaman titik gempa terletak pada 10 kilometer di bawah permukaan tanah.
BNPB mencatat sudah ada 52 orang meninggal akibat gempa Aceh. Selain itu, ada 73 orang menderita luka berat, 200 korban mengalami luka ringan dan 10 ribu santri terdampak gempa. Seluruh korban berasal dari Kabupaten Bireuen dan Kabupetan Pidie Jaya. Gempa juga merobohkan 105 ruko, 123 rumah, 14 masjid, satu RSUD, satu swalayan dan satu sekolah.