REPUBLIKA.CO.ID, LHOKSEUMAWE -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat pascagempa 6,5 skala richter yang mengguncang Aceh, Rabu pagi, telah terjadi gempa susulan sebanyak 25 kali.
Kepala BMKG Stasiun Mata Ie Eridawati kepada wartawan mengatakan, gempa yang terjadi pada pukul 05.03 WIB berpusat di 5,25 LU dan 96,24 BT, tepatnya di daratan Kabupaten Pidie Jaya dengan kedalaman 15 kilometer.
"Gempa ini tergolong gempa yang guncangannya kuat, sehingga menyebabkan berbagai kerusakan bagunan dan rumah warga. Masyarakat diminta untuk tetap tenang dan jangan sampai terprovokasi dengan berita yang tidak benar," ujar Eridawati.
Eridawati menambahkan, gempa susulan masih terus berpotensi dan akan terus terjadi serta perkiraannya selama dua hari kedepan. Bahkan, sampai saat sekarang sudah tercatat 25 kali gempa susulan dengan kekuatan antara 3,3 sampai 4,4 skala richter.
Apabila ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal atau yang dikenal sesar Samalanga. Berdasarkan peta pemetaan tektonik Aceh, tampak bahwa di zona gempa terdapat struktur Sesar Mendatar.
"Sesuai dengan analisis BMKG menunjukkan gempa bumi yang terjadi di Pidie Jaya, dibangkitkan oleh aktivitas Sesar Mendatar (strike-slip-fault). Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit gempa adalah Sesar Samalanga yang jalurnya arah barat daya-timur laut," katanya.
Gempa yang terjadi pagi tadi tersebut tidak berpotensi terjadi tsunami. Begitu juga dengan trend kekuatan gempa bumi susulan semakin kecil dan masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan jangan panik.