REPUBLIKA.CO.ID, PIDIE -- Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Tatang Suherman mengemukakan jumlah korban meninggal dunia akibat gempa berkekuatan 6,5 skala richter di Aceh sebanyak 92 orang. Sementara itu, 213 orang mengalami luka-luka.
"Dari hasil laporan anggota TNI dan Polri serta relawan, jumlah korban meninggal mencapai 92 orang dan yang paling banyak terdapat di Kabupaten Pidie Jaya," kata Pangdam kepada wartawan saat meninjau lokasi gempa di Kabupaten Pidie Jaya, Rabu (7/12).
Pangdam didampingi Kapolda Aceh Irjen Pol Rio S Djambak meninjau beberapa lokasi gempa di sepanjang jalan Kabupaten Pidie, Pidie Jaya dan Kabupaten Bireuen. Pangdam menyatakan, pencarian korban terus dilakukan di sejumlah titik, karena diperkirakan masih ada warga yang terjebak di reruntuhan bangunan. Untuk mempercepat proses evakuasi, Pangdam menegaskan, pihaknya akan mengerahkan secara maksimal pasukan TNI yang ada di wilayah Kabupaten Pidie, Pidie Jaya dan Kabupaten Bireuen.
Demikian juga dengan anggota Polri yang ada di tiga kabupaten tersebut akan dikerahkan untuk membantu proses pencarian bersama relawan dari Basarnas, RAPI, PMI, dan BPBD. Kemudian, Kapolda Rio menyebut ada dua daerah yang paling parah terdampak gempa yang terjadi pukul 05.03 WIB, yakni Meureudu, Ibukota Pidie Jaya dan Kecamatan Ulee Glee.
Para korban luka telah dievakuasi ke tiga rumah sakit, yakni Rumah Sakit Umum Daerah Pidie, RSUD Pidie Jaya dan RSUD Bireuen. Data sementara, sedikitnya 92 unit toko mengalami rusak berat dan sebagian rata dengan tanah yang berada di lima kecamatan yakni Meureudu 41 unit, Kecamatan Tringgadeng 26 unit, Kecamatan Bandar Dua 7 unit, Kecamatan Bandar Baru 16 unit dan Kecamatan Meurah Dua 2 unit.
Sedangkan bangunan masjid kabupaten dan kecamatan yang mengalami kerusakan parah sebanyak 5 unit. Selain bangunan, terdapat empat titik badan jalan di kawasan Pidie Jaya juga mengalami retak-retak, seperti di Kecamatan Tringgadeng, Lungputu, dan Ulim.