Rabu 07 Dec 2016 12:51 WIB

Korban Gempa Aceh Butuh Tenda dan Dapur Umum

 Tim penyelamat  menggunakan excavator untuk mencari korban setelah gempa bumi berkekuatan 6,4 SR yang melanda kabupaten Pidie Jaya, Aceh, (7/12).
Foto: EPA/Hotli Simanjuntak
Tim penyelamat menggunakan excavator untuk mencari korban setelah gempa bumi berkekuatan 6,4 SR yang melanda kabupaten Pidie Jaya, Aceh, (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Korban gempa 6,4 Skala Righter di Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, membutuhkan segera adanya dapur umum dan tenda pengungsian untuk keluarga.

Nurhaiza Nasution (27 tahun), salah seorang korban gempa yang dihubungi dari Meulaboh, Rabu (7/12), mengatakan hingga pukul 11.50 WIB, masyarakat tiga desa kawasan terparah terkena gempa masih berpencar-pencar mencari saudara dan memantau ekses gempa.

"Dari pagi tadi sampai sekarang, Iza bersama empat orang sekeluarga sudah tidak kembali lagi ke rumah karena lantai rumah sudah rusak, takut bangunan rumah roboh. Jadi masih kumpul di masjid, belum lagi ke pengungsian," katanya.

Dia menceritakan saat gempa menguncang daratan Pidie Jaya, warga berhamburan ke luar rumah. Apalagi, katanya, lokasi rumah mereka terletak cukup dekat dengan kawasan pantai dan tidak jauh dengan bangunan pasar yang ambruk.

Beberapa desa setempat terdampak cukup parah akibat gempa itu, seperti Desa Meunasah Balek, Meuraksa, Dayah Kleng, Ule Gle, Kota Kecamatan Mereudu, Kabupaten Pidie Jaya. Puluhan banggunan runtuh dan menelan korban jiwa.

Selain dikagetkan dengan guncangan gempa, suara empasan runtuhnya bangunan pascagempa membuat mereka kalang kabut dalam gelap gulita. Satu orang saudaranya meninggal terhimpit reruntuhan bangunan ruko pasar pukul 05.05 WIB.

"Saudara yang meninggal ini Ibu Dewi, anaknya Ayah Yusri anggota dewan. Beliau keseharian berjualan di rumah toko itu dan tinggal di dalamnya. Saat gempa bangunan ruko Ibu Dewi ambruk dan beliau meninggal terhimpit," katanya.

Selain itu, dia mengetahui ada satu rombongan dari Padang, Sumatra Utara yang menginap di kawasan ruko setempat, rombongan tersebut merupakan keluarga mempelai pria yang sedang mengantar "linto". Masyarakat setempat terdampak gempa hingga Rabu siang masih berupaya mencari bahan sandang dan pangan untuk keluarga, sekaligus memantau perkembangan kawasan terdekat dan membantu saudara mereka.

Iza melaporkan semua pihak yang terlibat dalam aksi kemanusiaan masih berada di pusat Kota Mereudu. Pada korban juga masih melihat-lihat bangunan tempat mereka yang sudah hancur. "Kami belum tahu lagi di mana ada tempat pengungsian, sudah mutar-mutar. Di sini sudah ada satu unit helikopter tadi pagi mendarat, cuma orangnya sudah pergi, mungkin membantu evakuasi korban lain," kata Iza.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement