Rabu 07 Dec 2016 12:46 WIB

Bali Democracy Forum Angkat Isu Agama dan Pluralisme

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Kerukunan umat beragama
Foto: Antara
Kerukunan umat beragama

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Bali Democracy Forum (BDF) IX kembali digelar di Pulau Dewata, 8-9 Desember 2016. Bertempat di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), acara internasional ini mengangkat tema 'Agama dan Pluralisme dalam Kehidupan Berdemokrasi.'

"Tema ini sangat relevan dengan keadaan dunia saat ini di tengah meningkatnya pemahaman sempit mengenai agama," kata Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik di Kementerian Luar Negeri, Esti Andayani melalui pernyataan tertulis, Rabu (7/12).

Intoleransi antarumat beragama dan bangsa, kata Esti berpotensi mengikis perkembangan demokrasi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Peserta dalam ajang ini diharapkan bisa saling belajar mengenai cara terbaik dalam merespons permasalahan ini secara demokratis.

Acara BDF akan dihadiri perwakilan 84 negara dan lima organisasi internasional. Sebanyak 25 negara di antaranya pada tingkat menteri dan wakil menteri. Partisipasi pejabat tinggi negara di acara ini sangat tinggi sehingga BDF menjadi forum dialog pembangunan demokrasi konstruktif di kawasan Asia Pasifik.

Peserta BDF untuk pertama kalinya dalam acara ini akan melakukan kunjungan lapangan ke Pondok Pesentren Bali Bina Insani di Kabupaten Tabanan. Delegasi bisa melihat langsung praktik kehidupan toleransi antarumat beragama dan proses edukasi yang melanggengkan pluralisme di Indonesia.

Pondok Pesantren Bali Bina Insani terletak di Desa Meliling, Kerambitan. Pesantren ini berada tepat di tengah pemukiman penduduk beragama mayoritas Hindu.

Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti mengatakan pihaknya merasa terhormat didaulat menjadi lokasi kunjungan. Tabanan bisa menjadi contoh keharmonisan hubungan antarumat beragama di Indonesia.

Eka Wiryastuti menyoroti perlunya rasa saling menghormati, menghargai, dan menyayangi sesama umat beragama di Indonesia. Itulah kunci yang membuat kehidupan umat beragama yang beragam di Tabanan rukun dan harmonis.

"Semoga Tabanan bisa menjadi contoh bahwa meski berbeda keyakinan, namun antarumat beragama bisa tetap rukun di dalam satu wilayah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement