Selasa 06 Dec 2016 18:10 WIB

Mantan Pilot Lion Air Akui Pernah Kerja 22 Jam Nonsetop

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Bilal Ramadhan
Pesawat maskapai Lion Air.
Foto: Antara/Lucky R
Pesawat maskapai Lion Air.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Mantan pilot maskapai Lion Air, Mario Tetuko Hasiholan, menceritakan pengalaman kelamnya, paling lama dia pernah bekerja selama 22 jam nonsetop dalam sehari sebagai pilot.

Hal itu tentu melanggar aturan keamanan kerja bagi pilot yang hanya maksimal 14 jam kerja. Pelanggaran aturan keamanan tersebut tidak hanya membahayakan dirinya sendiri, melainkan banyak nyawa yang dibawa dalam penerbangan tersebut.

"Aturan internasional pilot bekerja maksimal 14 jam. Bayangkan kalau nyetir mobil di jalan ada rest area untuk istirahat. Kalau di udara?" kata Mario di Golden Tulip Essential, Cikokol, Kota Tangerang, Selasa (6/12).

Pelanggaran batas jam kerja tersebut menimbulkan efek domino bagi pilot-pilot lain. Menurut Mario, jika ada satu pilot yang bekerja dalam waktu 22 jam sehari, maka keesokan harinya pilot lain juga terkena imbasnya. Karena shift kerja pilot hanya bergantian.

Hal itu yang membuat dia melakukan aksi protes kepada perusahaan yang menaunginya. Selain karena tuntutan diberikannya status sebagai pegawai tetap bagi para pilot. Karena menurut dia, sekitar 800 pilot Lion Air masih berstatus sebagai pekerja PKWT (perjanjian kerja waktu tertentu).

Namun karena aksinya tersebut, dia bersama 18 rekannya harus di-PHK (pemutusan hubungan kerja) tanpa pesangon sepeser pun pada 4 Agustus lalu. Akan tetapi menurut pakar hukum Basani Situmorang, hal itu masih bisa diperjuangkan, mengingat belum ada setahun usai PHK.

Dengan adanya work shop yang digelar oleh Ikatan Pilot Indonesia (IPI) yang bertajuk "Undang-undang Ketenagakerjaan dalam Peningkatan Profesionalisme Pilot" ini, dia berharap mendapatkan kejelasan dan keadilan hukum atas PHK yang diterimanya. Karena selama ini permasalahannya buntu.

Mario yang sudah bekerja sebagai pilot Lion Air sejak 2006 itu mengaku mantan perusahaannya tersebut melarang keras pekerjanya untuk berserikat. Sehingga jika ada masalah mereka tak ada kekuatan untuk bertindak.

"Seperti di work shop ini saja kan tidak ada sama sekali pilot Lion Air yang hadir," kata pilot yang kini bekerja untuk maskapai lain tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement